Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengusulkan lifting minyak sebesar 635 ribu barel per hari dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024. Hal ini sejalan dengan kesepakatan pemerintah dengan Komisi VII yang menaikkan lifting minyak dari 625 ribu barel per hari menjadi 635 ribu barel per hari.
"Lifitng minyak naik 635 ribu barel," kata Sri Mulyani di Badan Anggaran di DPR, Jakarta, Kamis (7/9/2023).
Selain itu, Sri Mulyani juga mengusulkan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) dari US$ 80 per barel menjadi US$ 82 per barel.
"Yang berubah adalah ICP yang naik dari US$ 80 ke US$ 82 seperti kami sampaikan tadi beberapa minggu terakhir harga minyak melonjak bahkan sekarang naik di atas atau di sekitar US$ 90," katanya.
Sri Mulyani mengatakan, ada sejumlah faktor yang mendorong harga minyak. Dia menyebut, salah satunya karena keputusan Arab Saudi dan Rusia menahan produksi.
Kemudian, juga dipicu oleh prospek ekonomi global terutama Amerika Serikat dan China.
"Harga minyak memang pada minggu terakhir ini bergerak cukup cepat kalau kita lihat keputusan Saudi dan Rusia untuk menahan jumlah produksi telah menimbulkan kenaikan harga minyak," katanya.
"Di satu sisi prospek perekonomian global terutama Amerika dan RRT jadi salah satu faktor," imbuhnya.
Lihat juga Video: Eks Mendag Lutfi Dicecar 63 Pertanyaan soal Kasus Migor oleh Kejagung
(acd/rrd)