Mau Bikin Pabrik Hidrogen, PLN: Jadi Pilot Project Terbesar

KTT ASEAN 2023 - AIPF

Mau Bikin Pabrik Hidrogen, PLN: Jadi Pilot Project Terbesar

Sukma Nur Fitriana - detikFinance
Kamis, 07 Sep 2023 19:19 WIB
PLN
Foto: dok. PLN
Jakarta -

PT PLN (Persero) menggaet PT Pupuk Indonesia dan ACWA Power, Arab Saudi untuk mempertajam upaya pengembangan proyek Integrated Green Hydrogen Project dan Green Ammonia. Hal itu dilakukan dalam business matching ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF), Rabu (6/9) kemarin.

Proyek ini disebut akan menghasilkan green hydrogen dan green ammonia sebagai bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan kerja sama ketiga pihak antara PLN, Pupuk Indonesia dan ACWA merupakan wujud konkret kedua negara dan perusahaan untuk mencapai target dekarbonisasi. Lewat hilirisasi hidrogen, proyek ini bukan hanya menghasilkan listrik, tetapi sekaligus menjawab kebutuhan ammonia bersih (green ammonia) dan green hydrogen yang bermanfaat sebagai energi alternatif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Proyek ini akan menghasilkan hidrogen yang berfungsi sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Pabrik hidrogen ini juga akan mengembangkan hilirisasi energi berupa green ammonia dan green hydrogen yang bisa diserap oleh industri pupuk," kata Darmawan dalam keterangan tertulis, Kamis (7/9/2023).

Sementara itu, Executive Vice President Pengembangan Bisnis Korporat dan Investasi PLN, Sapto Aji Nugroho menuturkan proyek ini akan menjadi pabrik hidrogen pertama di Indonesia yang mampu menghasilkan bahan bakar energi alternatif yang meningkatkan efisiensi sektor kelistrikan dan sektor pangan.

ADVERTISEMENT

Nantinya, pabrik hidrogen terintegrasi ini mampu menghasilkan 30 ribu ton green hydrogen, 120 ribu ton green ammonia, dan menambah kapasitas listrik yang berasal dari energi bersih sebesar 200 megawatt.

Ia melanjutkan melalui business matching kali ini, ketiga perusahaan akan membahas lebih detail mengenai timeline pembangunan proyek. Selain itu, ketiga perusahaan juga akan mendetailkan aspek teknis, legal, komersial, hingga risiko.

"Kerja sama ini sudah memasuki tahapan Joint Development Study Agreement (JDSA) serta menjadi pilot project terbesar di Indonesia," ujar Sapto.

Diketahui, proyek ini juga menjadi salah satu kerja sama transisi energi yang solid dan akan menjadi showcase pada gelaran COP 28 di Dubai Desember mendatang. Targetnya, pada tahun depan proyek ini sudah bisa melaksanakan financial close dan pada tahun 2025 dimulai tahap konstruksi.

"Kami menargetkan pada tahun 2025 - 2026 mendatang proyek ini akan masuk dalam tahap pembangunan sehingga ditargetkan tahun 2027 sudah mulai beroperasi," imbuhnya.

Ia mengatakan Bagi PLN, kerja sama ini merupakan langkah strategis perusahaan dalam pengurangan emisi karbon. Proyek hidrogen terintegrasi ini juga meningkatkan portofolio bisnis perusahaan dan mampu meningkatkan multiplier effect bagi negara.




(prf/ega)

Hide Ads