PT Pertamina (Persero) menyiapkan sejumlah program dekarbonisasi dan transisi ke bioenergi. Salah satunya melalui pengembangan Green Refinery dalam rangka mendukung pencapaian target Net Zero Emission (NZE) tahun 2060.
Diketahui, Green Refinery merupakan inisiatif pengolahan produk bahan bakar minyak ramah lingkungan (green fuel) atau bioenergy lainnya.
"Ada 6 kilang, 3 akan kita convert jadi 3 Green Refinery yang menghasilkan biofuel," ungkap Nicke saat menjadi pembicara dalam CEO Fireside Chat di ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) 2023 beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski fokus bisnis perusahaan beralih, Nicke menegaskan upaya transisi energi yang dilakukan tidak akan mengabaikan siapapun, termasuk para pekerja.
"Di energy transition itu no one left behind. Dengan aset yang ada, bisa menyerap tenaga kerja, malah menambah (tenaga kerja)," tambahnya.
Dia menekankan, negara Indonesia memiliki populasi penduduk mencapai 280 juta orang. Menurutnya, jika transisi dari energi fosil ke energi hijau dilakukan tanpa perencanaan, justru dapat meningkatkan jumlah pengangguran.
Untuk menyiasatinya, kata dia, Pertamina akan mengoptimalkan pemanfaatan aset yang ada. Dengan begitu pengembangan energi hijau yang dilakukan akan tetap menyerap tenaga kerja. Bahkan diperkirakan mampu menambah lapangan pekerjaan.
"Karena bioenergy itu, tenaga kerja akan tumbuh. Penyerapan bisa di plantation, processing, hingga distribusi yang kita miliki hari ini bisa tetap digunakan dan akan efektif. Aset yang ada hari ini bisa digunakan," tutur Nicke.
"Jadi kalau bioenergi kita percepat, maka akan ada plantation yang tumbuh dan bisa menyerap seluruh lapangan kerja," tandasnya.
Menurut Nicke, penambahan fasilitas pengolahan seperti Internal Combustion Engine (ICE) juga bisa dimanfaatkan. Sehingga ke depan, transisi energi bisa tetap memanfaatkan ekosistem industri yang sama dan membuka kesempatan kerja yang lebih luas.
Sebagai informasi, hal ini dibahas oleh Nicke dalam sesi bertajuk 'Developing Green Infrastructure In The Indo-Pacific: Current State and Beyond' di AIPF 2023 yang berlangsung di Hotel Mulia Senayan, Jakarta. Dalam kegiatan ini, turut hadir Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini mengisi panel diskusi mengenai 'Prospect of Green Infrastructure Investment Across Different Areas of the Indo-Pacific'.
(anl/ega)