PT Pertamina (Persero) turut ambil andil dalam upaya menekan emisi karbon di Tanah Air. Salah satunya, dengan mendorong transisi energi fosil menuju energi baru terbarukan (EBT) yang lebih bersih. Namun apakah energi bersih yang dihadirkan bisa terjangkau dari segi harga bagi masyarakat?
Direktur Utama Pertamina Power & NRE (PT Pertamina Power Indonesia) Dannif Danusaputro mengungkapkan energi bersih yang mudah bukan lah hal yang mustahil di Indonesia. Pihaknya bahkan telah melakukan benchmarking dengan Timur Tengah yang bisa menghadirkan energi solar dengan harga kurang dari 1 sen.
"Ada proyek itu. Jadi jawabannya (energi bersih yang murah) adalah mungkin, ada bukti nyata. Tapi memang proyek itu sekala mega proyek," ungkap Dannif dalam keterangannya, Jumat (8/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini ia sampaikan di sela-sela ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF) di Jakarta pada Rabu (6/9) lalu. Dannif mengungkapkan pihaknya optimistis energi bersih bisa diakses dengan harga yang murah bagi masyarakat.
Adapun kunci untuk mewujudkan hal tersebut ialah kemitraan di bidang pembiayaan dan teknologi. Menurutnya, ajang seperti AIPF ini bisa membuka lebih banyak potensi untuk menggaet peluang kemitraan di bidang pembiayaan dan teknologi tersebut.
"Kita tidak bisa lakukan sendiri. Juga partnernya itu tidak hanya lokal, tapi juga regional dan internasional," ujar Dannif.
"Energy transisi ini tidak hanya membutuhkan funding (pembiayaan) biaya yang sangat besar, tapi perlu partnership yang memiliki teknologi karena itu sangat penting sekali," imbuhnya.
Ia mencontohkan pihaknya akan terus memproduksi minyak dan gas, namun berupaya menekan emisi karbon dari produksi tersebut. Untuk itu, pihaknya pun mendorong kemitraan dengan entitas maupun negara yang memiliki teknologi memadai. Misalnya, terkait Carbon Capture, Utilization, dan Storage (CCUS).
"Pertamina memiliki banyak kantong yang bisa jadi storage untuk CO2. Tapi ini sekarang masih sangat mahal, bagaimana kita bisa cari partner teknologi untuk menurunkan hal tersebut agar lebih terjangkau," terangnya.
Sebagai informasi, AIPF berlangsung 2 hari pada 5-6 September 2023. AIPF hari kedua turut dihadiri oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati yang mengisi CEO Fireside Chat di ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) 2023 dan Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini di sesi Prospect of Green Infrastructure Investment Across Different Areas of the Indo-Pacific.