Investasi Migas di Indonesia Masih 'Seret', Sri Mulyani Beberkan Biang Keroknya

Investasi Migas di Indonesia Masih 'Seret', Sri Mulyani Beberkan Biang Keroknya

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 20 Sep 2023 11:28 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (Foto: Shafira Cendra Arini/detikcom)
Nusa Dua -

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, investasi di sektor minyak dan gas (migas) masih dihadapkan dengan banyak tantangan. Kondisi ini sedikit banyak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Wanita yang akrab disapa Ani ini mengatakan, kinerja investasi hulu migas bisa mendorong pemulihan ekonomi RI. Meski demikian, yang terpenting ialah terciptanya ketahanan energi untuk kebutuhan dalam negeri.

"Namun, kami juga dalam hal ini menyadari bahwa investasi hulu migas masih menghadapi beberapa tantangan strategi. Tren penurunan lifting dan produksi migas," kata Ani, dalam paparannya di The International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIOG) ke-4, Nusa Dua, Bali, Rabu (20/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apalagi, saat ini suplai energi minyak dan gas dihadapkan dengan banyak sekali tekanan dan ekspektasi di tengah geopolitik. Di sisi lain, muncul tekanan menyangkut kondisi perubahan iklim. Kondisi ini tak hanya mengancaman ekonomi tapi juga kemanusiaan. Atas kondisi ini, migas telah menjadi sektor yang telah menjadi pusat perhatian dari banyak aktivis perubahan iklim.

Ani mengatakan, penurunan lifting dan produksi migas berpengaruh terhadap penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2024, termasuk juga dalam penetapan Pendapatan Perpajakan dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

ADVERTISEMENT

Selain itu, pemerintah juga melihat kebutuhan energi dasar di Indonesia akan terus tinggi atau tetap tinggi. Dengan kawasan Indonesia yang terbilang sangat luas dan kini masuk ke dalam salah satu ekonomi besar di dunia, permintaan energi dalam negeri akan terus meningkat.

"Permintaan energi akan terus berlanjut sangat kuat. Kebutuhan suplai akan terus jadi tantangan. Pada saat yang sama, perubahan iklim yang sangat besar yang memiliki implikasi besar terhadap operasi dan juga kebutuhan akan investasi minyak dan gas, menurut saya, akan menjadi sangat sangat penting," ujarnya.

Dari sudut pandang perekonomian, lanjut Ani, minyak dan gas berkontribusi terhadap defisit transaksi berjalan Indonesia. Hal tersebut perlu dibenahi, bagaimana negara sebesar Indonesia ini bisa tetap bertahan dan terus berkembang sekaligus mengatasi permasalahan sumber energi hulu.

"Dan juga pada saat yang sama mewujudkan komitmen kami pada rantai pasokan. Hal-hal ini sangat penting namun juga merupakan masalah kompleks yang perlu ditangani oleh Indonesia. Melalui forum ini, harapannya berharap melalui forum ini dapat dihasilkan titik terang," kata Ani.

Meski demikian, menurut Ani, fiscal tool sangat penting sekali untuk mendukung upstream oil and gas. Indonesia sendiri mencatatkan peningkatan sejak Covid-19, yakni pada 2021 investasi oil and gas Indonesia sebesar US$ 10,9 miliar, tahun berikutnya investasi naik menjadi US$ 12,1 miliar.

"Kita harap 2023 investasi untuk industri hulu migas akan mencapai US$ 14,6 miliar. Ini 3 tahun yang berturut turut (meningkat), selamat buat kalian semua," pungkasnya.

Simak juga Video 'SKK Migas Optimis Capai Rencana Strategis Indonesia Oil and Gas (IOG) 4.0':

[Gambas:Video 20detik]



(shc/das)

Hide Ads