IOG 2023 Genjot Investasi buat Dukung Ketahanan Energi di RI

IOG 2023 Genjot Investasi buat Dukung Ketahanan Energi di RI

Jihaan Khoirunnisa - detikFinance
Rabu, 20 Sep 2023 18:10 WIB
The International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (IOG) ke-4 resmi digelar. Hari pertama acara ini menghadirkan sejumlah narasumber, baik dari dalam negeri maupun internasional yang membahas upaya menggenjot investasi migas hingga strategi menghadapi trilema energi.
Foto: Dok. Humas SKK Migas
Jakarta -

The International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (IOG) ke-4 resmi digelar. Hari pertama acara ini menghadirkan sejumlah narasumber, baik dari dalam negeri maupun internasional yang membahas upaya menggenjot investasi migas hingga strategi menghadapi trilema energi.

Acara ini dibuka oleh Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto. Dalam sambutannya, Dwi mengungkapkan pihaknya rutin menyelenggarakan IOG sejak beberapa tahun lalu. Gelaran tahun ini mengambil tema 'Memajukan Keamanan Energi melalui Eksplorasi Minyak dan Gas Berkelanjutan'.

Adapun 4 isu yang menjadi fokus utama yaitu keamanan energi, menarik investasi, dinamika pasar, dan transisi energi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sejak peluncuran rencana strategis minyak dan gas IOG 4.0, kita telah melaksanakan konferensi untuk menunjukkan keberhasilan, potensi, dan prospek, untuk mendapatkan dukungan dan kolaborasi dari para pemangku kepentingan," ujarnya di Bali Nusa Dua Convention Center, Rabu (20/9/2023).

Acara dilanjutkan dengan keynote speaker Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, yang disampaikan secara daring. Luhut menekankan dirinya memiliki visi yang sama dengan SKK Migas, yaitu untuk mendorong investasi, khususnya investasi migas di RI.

ADVERTISEMENT

Dia menilai RI menyimpan potensi besar di sektor hulu migas, salah satunya penangkapan dan penyimpanan karbon (carbon capture storage/CCS) yang bisa mencapai 400 gigaton.

Hal ini menjadi peluang bisnis yang menjanjikan untuk mengembangkan energi berkelanjutan rendah emisi. Luhut berharap dengan diadakannya IOG 2023 dapat mendorong minat investor masuk ke sektor hulu migas.

Selain itu juga meningkatkan kemandirian Indonesia dalam memenuhi kebutuhan migas dalam negeri, serta mendorong industri hijau lewat transisi ke energi rendah karbon.

Hal senada disampaikan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. Bahlil mengajak para CEO perusahaan dan pengusaha-pengusaha agar tak ragu menanamkan modalnya di sektor hulu migas Indonesia.

Apalagi dengan kondisi perekonomian nasional yang perlahan bangkit. Menurutnya Indonesia mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi 5,12% di kuartal II 2023, meski di tengah kondisi global yang belum sepenuhnya pulih.

Di sisi lain, inflasi di RI termasuk yang terbaik di dunia, terutama di antara negara-negara G20 karena masih terjaga di bawah 5%.

"Ini sebuah harapan baru. Saya pikir ini terjadi karena stabilitas politik, stabilitas hukum, dan kolaborasi yang baik antara dunia usaha, pemerintah dan masyarakat. Karena itu investor migas tidak perlu ragu untuk berinvestasi di Indonesia," tuturnya.

Lebih lanjut dia memuji investasi hulu migas yang terus naik dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Lebih tinggi dibandingkan sektor kelistrikan, energi terbarukan, dan pertambangan.

Kendati demikian, menurutnya masih banyak potensi yang bisa digali. Dia pun mendorong BUMN dan pengusaha nasional untuk berkolaborasi dengan perusahaan dari luar dalam mengoptimalkan potensi migas di Tanah Air.

Diketahui, selain menyoroti usaha hulu migas, penyelenggaraan IOG 2023 juga bertujuan untuk mencari solusi terkait pelaksanaan kegiatan operasi yang rendah karbon sehingga industri hulu migas bisa turut berkontribusi dalam pencapaian target Net Zero Emission di tahun 2060.

Bersambung ke halaman selanjutnya. Langsung klik

EVP Gas & Low Carbon Energy, bp Anja Isabel Dotzenrath menjelaskan pihaknya siap berkolaborasi dengan Pemerintah Indonesia dalam menjalankan investasi bermakna untuk mewujudkan komitmen net zero emission (NZE) dan mendukung ketahanan energi.

"Pemerintah Indonesia menyambut baik investasi global dan kemitraan dengan perusahaan seperti BP. Seperti Indonesia, bp juga memiliki komitmen untuk menuju net zero emission," katanya.

Anja membeberkan Indonesia memiliki peluang besar untuk mengembangkan teknologi penyimpanan karbon CO2 khususnya pada sektor migas. Salah satunya LNG Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat sebagai salah satu proyek Carbon Capture Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) skala besar pertama di dunia, dengan kapasitas penyimpanan sekitar 1,8 gigaton

Dia menjelaskan proyek ini dapat memproses 30 juta ton CO2 yang disuntikkan kembali ke reservoir, dan diyakini mampu menekan emisi hingga 50%.

"Bersama Pemerintah Indonesia, bp siap menjajaki peluang atau bidang energi rendah karbon lainnya seperti energi terbarukan, serta membantu mencapai ambisi Indonesia untuk pembangkit listrik nol karbon," terangnya.

Di sisi lain, hadir pula President of SPA for Asia Pacific Region, Eni Ciro Antonio Pagano. Kepada peserta yang hadir, Ciro mengungkapkan strategi perusahaan dalam menghadapi tantangan trilema energi, yang mencakup security, affordability, dan environmental sustainability.

"Saat ini kondisi global penuh ketidakpastian yang mengubah paradigma di sektor energi. Pertama, pandemi meningkatkan permintaan energi. Lalu krisis energi yang melanda Eropa akibat perang di Ukraina yang menyebabkan harga melonjak tajam," terangnya.

Dia menyebut salah satu jurusnya yaitu dengan mengandalkan gas bumi sebagai jembatan menuju transisi energi. Pada kesempatan tersebut, Ciro pun menyampaikan peran Eni sebagai perusahaan yang mengelola proyek Indonesia Deepwater Development (IDD). IDD merupakan salah satu proyek strategis yang dinilai penting dalam memastikan ketahanan energi jangka panjang.

Sebagai informasi, di perhelatan IOG 2023 juga dilakukan penandatanganan kontrak kerja sama, seperti yang dilakukan BP Berau Ltd (bp) dengan anak perusahaan PT Pertamina (Persero). Adapun kerja sama ini dalam rangka mendukung potensi pertumbuhan dalam industri petrokimia, khususnya di Papua Barat sebagai upaya untuk membantu meningkatkan ekonomi lokal. Sekaligus membuka jalan bagi bp dan Pertamina dalam mendukung transisi energi dengan menyediakan produk energi bersih melalui Tangguh CCUS.



Simak Video "SKK Migas Optimis Capai Rencana Strategis Indonesia Oil and Gas (IOG) 4.0"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads