RI Berpeluang Jadi Pusat Penyimpanan Karbon Asia-Pacific, Ini Alasannya

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Jumat, 22 Sep 2023 23:06 WIB
Foto: Dok. SKK Migas
Nusa Dua -

Indonesia memiliki potensi besar menjadi pusat penerapan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon atau Carbon Capture Storage (CCS) dan teknologi penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon atau Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) di industri hulu migas di wilayah Asia Pacific.

Hal ini didukung dengan Indonesia yang memiliki lapangan-lapangan migas tua yang siap menjadi lokasi penyimpanan CO2 serta dukungan posisi strategis nusantara yang berada di tengah-tengah Asia dan Australia.

Executive Director Indonesia CCS Centre, Belladonna Troxylon Maulianda, mengatakan Indonesia saat ini sedang didorong untuk menjadi pemain kunci dalam pengembangan infrastruktur CCS karena potensi penyimpanan CO2 nya yang sangat besar serta lokasi geografisnya.

"Jika Indonesia berhasil mengambil kesempatan ini serta meneruskan upaya keberlanjutan, Indonesia akan menjadi pemimpin di pasar CCS dan dapat menginspirasi negara-negara lain untuk berinvestasi di Indonesia," ujar Belladonna, dalam diskusi panel di acara The International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIOG) ke-4, Nusa Dua Bali, ditulis Jumat (22/9/2023).

Penerapan CCS/CCUS mengemuka seiring dorongan terhadap industri hulu migas untuk secara bertahap menurunkan emisi karbon sebagai dukungan atas komitmen Indonesia untuk menjadi negara dengan net-zero emission di tahun 2060 atau lebih cepat. Antusias perusahaan hulu migas untuk mengembangkan CCS dan CCUS ini jelas tergambar dalam tiga hari gelaran ICIOG 2023.

Sementara itu, EVP Gas & Low Carbon Energy bp Anja Isabel Dotzenrath mengatakan, saat ini pihaknya sedang mengembangkan proyek CCUS di Kilang LNG Tangguh di Papua. Di tahap awal, proyek ini diharapkan dapat menginjeksikan kembali lebih dari 30 juta ton CO2 ke dalam reservoir sehingga mampu menurunkan emisi dari Kilang Tangguh sebesar 50%.

"Kami percaya bahwa CCUS di Tangguh akan menjadi pusat penangkapan dan penyimpanan karbon pertama di Indonesia," ujarnya.

Senior Vice President Business Development ExxonMobil Indonesia Egon van der Hoeven mengatakan, perusahaannya sedang mengkaji pengembangan CCS di Cekungan Sunda Asri yang berlokasi di arah tenggara Lampung.

Posisi Sunda-Asri sangat baik karena dikelilingi oleh pusat emisi yang berada di Sumatra Selatan dan Cilegon Banten, sehingga mendukung dekarbonisasi pada industri-industri tersebut. Selain itu, posisi Sunda-Asri memiliki keunggulan strategis dalam jalur transportasi karbon internasional, sehingga membuat cekungan ini memiliki potensi menjadi sentra manajemen karbon global.

Antusiasme pengembangan CCS dan CCUS juga tergambar dalam beberapa kesepakatan kerja sama yang ditandatangani selama gelaran ICIOG 2023. Kesepakatan-kesepakatan tersebut antara lain, pertama, MoU antara bp dan Pertamina (KPI) untuk mendukung kajian proyek blue amonia biru yang mencakup potensi pasokan gas 90 mmscfd dari Tangguh dan potensi injeksi CO2 di Tangguh melalui Tangguh CCUS.

Selanjutnya, ada MoU SKK Migas - Japex terkait Pengembangan dan Pelaksanaan Hub dan Cluster CCS/CCUS di Republik Indonesia, lalu Carbon Capture and Storage (CCS) Head of Agreement (HoA) antara Medco E&P Grisik Ltd (MEPG) dan Repsol Sakakemang, serta terakhir ada MOU Studi Carbon Capture and Storage (CCS) West Natuna antara Medco Energy, Sembcorp dan Storegga.




(shc/hns)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork