Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) merupakan solusi modern dan ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan energi melalui penyerapan radiasi matahari. Potensi dari pemanfaatan energi surya di Indonesia juga menjadi sebab mengapa pemanfaatan sistem PLTS kian dipacu oleh berbagai sektor untuk menjadi salah satu sumber energi terbarukan.
Berdasarkan data dari Kementerian ESDM, hingga tahun 2022 pemanfaatan PLTS telah mencapai 271,6 MW di Indonesia.
Popularitas teknologi PLTS turut didukung dengan keterjangkauan dan efisiensi penggunaan sistem PLTS untuk memenuhi berbagai kebutuhan pada beragam jenis sektor. Sebelum memanfaatkan PLTS, berikut perbedaan tiap jenis sistem PLTS yang perlu diketahui:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Sistem PLTS On Grid
Sistem PLTS On Grid adalah jenis sistem yang terhubung langsung ke jaringan listrik yang tersedia (umum). Sistem ini memungkinkan energi yang dihasilkan panel surya akan disalurkan ke jaringan umum sehingga efektif untuk memanfaatkan energi yang dihasilkan secara utuh.
Sistem PLTS On Grid merupakan sistem yang paling sederhana jika dibandingkan dengan sistem lainnya. Hal ini karena sistem tersebut ideal untuk digunakan pada sektor komersial atau industri yang telah tersambung dengan jaringan listrik yang memungkinkan para pengguna mengurangi ketergantungan pada sumber energi konvensional dan mendapatkan penghematan biaya listrik secara langsung.
Pemanfaatan PLTS On Grid telah populer diterapkan oleh para pelaku industri, seperti Uniplastindo Interbuana yang memanfaatkan PLTS On Grid di tiga kawasan operasionalnya melalui kerja sama dengan SUN Energy selaku perusahaan pengembang PLTS yang berfokus pada sektor komersial dan industrial.
2. Sistem PLTS Off Grid
Sistem PLTS Off Grid merupakan sistem yang bekerja secara mandiri dengan tidak terhubung pada jaringan listrik umum sehingga pada sistem Off Grid pengguna akan menggunakan teknologi baterai untuk menyimpan daya listrik ketika matahari tidak bersinar.
PLTS Off Grid merupakan opsi ideal bagi suatu wilayah yang belum menerima listrik karena belum terjangkau oleh penyedia jaringan listrik. Dengan sistem Off Grid, suatu wilayah akan menerapkan konsep mandiri energi yang juga akan mendukung pemenuhan rasio elektrifikasi di Indonesia.
Salah satu contoh kehadiran PLTS di kawasan 3T adalah proyek PLTS Off Grid di Desa Komunitas Adat Terpencil (KAT) Birang, Berau, Kalimantan TImur. Proyek yang didukung oleh SUN Energy ini telah mendukung elektrifikasi tempat tinggal dan fasilitas umum di Desa KAT Birang.
3. Sistem PLTS Hybrid
Sistem PLTS Hybrid adalah kombinasi dari sistem On Grid dan Off Grid yang terhubung ke jaringan listrik umum, tetapi juga memiliki penyimpanan baterai untuk cadangan energi sehingga dapat beroperasi secara mandiri ketika diperlukan.
Melalui PLTS Hybrid, pengguna akan menggabungkan keunggulan sistem On Grid dan Off Grid untuk mendapatkan fleksibilitas dan efisiensi dalam penggunaan energi secara maksimal.
Salah satu contoh proyek PLTS Hybrid yang telah beroperasi adalah Sistem PLTS PV Roll Up yang berada di kawasan pertambangan, proyek tersebut diinisiasi oleh SUN Energy dalam mendukung pemanfaatan PLTS pada berbagai jenis sektor dengan kebutuhan yang berbeda.
Untuk mendapatkan layanan PLTS yang andal dan sesuai kebutuhan, SUN Energy sebagai perusahaan pengembang PLTS yang telah mengantongi lebih dari 100 proyek PLTS di Indonesia, telah hadir sebagai perusahaan pengembang PLTS dengan catatan portofolio proyek PLTS dengan kebutuhan yang berbeda.
Hal tersebut menunjukkan fleksibilitas dan adaptabilitas SUN Energy dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang ingin memanfaatkan sistem PLTS sebagai jenis energi terbarukan. Melalui pemahaman yang baik tentang jenis-jenis sistem PLTS, maka Anda dapat menggunakan sistem PLTS dengan tepat, sesuai dengan kebutuhan dan lokasi Anda.
(Content Promotion/SUN Energy)