Rusia mengumumkan pencabutan sebagian larangan ekspor solar yang diberlakukan dua minggu lalu. Sebelumnya kebijakan ini diambil demi menstabilkan harga bahan bakar dalam negeri.
Kini larangan penyulingan minyak mengekspor solar ke pasar internasional telah dicabut. Dengan catatan 50% hasil produksi wajib dijual di Rusia.
Dikutip dari CNN, Sabtu (7/10/2023), Rusia yang juga eksportir bahan bakar diesel terbesar dunia memberlakukan pembatasan pada 21 September. Meski Uni Eropa sebenarnya melarang impor solar dari Rusia, kebijakan Presiden Rusia Vladimir Putin memicu lonjakan harga bahan bakar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini disebabkan karena solar Rusia tetap dibutuhkan untuk menjaga harga tetap stabil. Adapun harga grosir di Eropa turun 3,6% menjadi US$ 837 per metrik ton setelah pengumuman pencabutan kebijakan.
Solar merupakan andalan perekonomian Eropa, menggerakkan sebagian besar van dan truk yang mengangkut barang dan bahan mentah ke seluruh benua. Solar juga menjadi bahan bakar pemanas utama di beberapa negara.
Rusia menyumbang lebih dari 13% pasokan solar global sepanjang tahun ini. Menyusul larangan impor yang diberlakukan Uni Eropa, Rusia mengalihkan Tujuan ekspor ke negara-negara seperti Turki dan Brasil.
Sementara itu Rusia mengandalkan pendapatan negara dari ekspor energinya, termasuk minyak mentah dalam jumlah besar.
Sebagai informasi, harga minyak mentah Brent, yang merupakan patokan global naik 34% antara akhir Juni dan akhir September karena pengurangan produksi oleh Arab Saudi dan Rusia.
(ily/ara)