Airlangga Ungkap Penyebab Jaringan Gas Sulit Capai Target

Airlangga Ungkap Penyebab Jaringan Gas Sulit Capai Target

Ilyas Fadilah - detikFinance
Jumat, 13 Okt 2023 06:30 WIB
For Pantau Pemilu purpose
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto - Foto: Dok. detikcom
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, subsidi untuk LPG terus mengalami peningkatan setiap tahun dan semakin membebani keuangan negara.

Salah satu solusinya adalah mempercepat pembangunan jaringan gas rumah tangga. Namun ia menyebut target 4 juta jaringan gas di 2024 sulit tercapai. Alasannya karena realisasi pembangunan saat ini yang masih minim.

Airlangga menyebut baru terbangun sekitar 835 ribu jaringan gas, dengan rincian 594 ribu oleh pemerintah dan 241 ribu dari PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN). Ia menargetkan jaringan gas di 2024 bisa menyentuh 2,5 juta sambungan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena kalau cuma 800 ribu terlalu rendah. Kan targetnya semula 4 juta, cuma dengan capaian 800 ribu ini target 4 juta di 2024 sulit tercapai. Jadi dari 835 ribu sambungan sekarang, diharapkan bisa ditingkatkan menjadi 2,5 juta, tapi yang kerja nanti pihak swasta," ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, dikutip Jumat (13/10/2023).

Menurutnya pemerintah akan mengubah peraturan sehingga memungkinkan pihak swasta mengembangkan proyek jaringan gas dengan skema KPBU. Penanggung jawabnya ada di Kementerian ESDM.

ADVERTISEMENT

Menurut Airlangga, usai rapat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut disinggung beban fiskal yang terus meningkat karena beban LPG. Peningkatan terjadi pada konsumsi LPG subsidi 3 kilogram.

"Rapat internal tadi presiden menanyakan progres daripada jaringan gas, dan beban fiskal terhadap LPG. Tadi disampaikan beban fiskal terus meningkat karena konsumsi LPG dari tahun ke tahun terus meningkat teruma yang subsidi," imbuhnya.

Sementara itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut pihaknya mendorong agar jaringan gas bisa mencapai target. Kemenperin akan mengoptimalkan penggunaan pipa-pipa dalam negeri. Agus optimis perusahaan Indonesia bisa memenuhi syarat, mengingat jumlahnya yang banyak.

"Tugas saya hanya mempersiapkan bahwa pipa-pipa yang akan dipakai Jargas (jaringan gas) itu sepenuhnya buatan dalam negeri," tegasnya.

Adapun pada 2022 pemerintah memberi subsidi untuk 7,8 juta ton LPG. Di sisi lain, penggunaan gas non LPG terus mengalami penurunan. Untuk 2023 Airlangga menyebut subsidi gas bisa mencapai Rp 117 triliun.

"Dan tahun 2022 kemarin mencapai 7,8 juta ton, ini yang subsidi. Dan yang non subsidi itu turun terus, jadi yang tahun kemarin sekitar 580 ribu. Subsidi ini diperkirakan tahun ini subsidinya bisa mencapai Rp 117 triliun," pungkasnya.

(kil/kil)

Hide Ads