Kementerian ESDM telah melelang Blok Warim di Papua. Blok ini diyakini menyimpan potensi minyak dan gas bumi (migas) dalam jumlah besar atau menyimpan harta karun migas Indonesia.
Menteri ESDM, Arifin Tasrif pun menyebut kriteria perusahaan yang bisa menggarap blok tersebut. Menurutnya, butuh perusahaan besar yang mampu mengatasi berbagai persoalan pada daerah yang sulit ditembus.
Kemudian, memiliki kemampuan keuangan yang besar. Jika tidak, maka perusahaan akan menggandeng mitra lain. Sehingga, blok ini akan lama digarap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya besar dong, yang mampu di daerah-daerah sulit, yang kemudian punya kemampuan besar. Karena kalau kita kasih yang nggak mampu, dia nyari lagi partner, ya. Akhirnya jadi mahal, jadi lama, makanya kita juga harus nyari jodoh harus pinter-pinter," katanya di Kementerian ESDM Jakarta, Jumat (3/11/2023).
Blok Warim sendiri berganti nama dan dipecah menjadi dua yakni Akimeugah I dan Akimeugah II. Blok ini menjadi incaran perusahaan-perusahaan raksasa.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan,blok yang dilelang itu telah memotong wilayah yang bersinggungan dengan Taman Nasional Lorentz.
"Sudah, Warim itu kita ganti nama dengan Akimeugah I dan II. Dengan memotong bagian Warim yang masuk ke Taman Lorentz," katanya di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Rabu (1/11).
Potensi migas di Blok Warim sangat besar, terdiri dari minyak dan gas. Dia menyebut, potensi migas di Warim ini masuk kategori giant atau raksasa.
"Giant dia, gede. Jadi di Warim itu di Akimeugah itu ada yang gas, ada yang minyak. Besar, bukan ukuran kecil. Besar," ujarnya.
(acd/eds)