Kawasan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (Jabanusa) dinilai masih memiliki prospek minyak dan gas yang mumpuni. Potensi migas di kawasan tersebut diyakini dapat membantu target pemerintah yang mencanangkan target produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari (barrel oil per day/BOPD) dan gas sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) di tahun 2030 mendatang.
Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa Nurwahidi mengatakan saat ini di wilayah Jabanusa terdapat 12 proyek migas offshore dan 8 proyek onshore dengan perkiraan investasi untuk proyek EPC sebesar US$ 338,35 juta.
Sementara itu hingga September 2023, rata-rata realisasi produksi minyak dan kondensat di Jabanusa sebesar 194.803 BOPD atau 107,2% dari WP&B 2023. Sementara dari produksi gas mencapai 552,48 MMSCFD (juta standar kaki kubik per hari).
"Melihat kinerja dari produksi di Jabanusa saat ini dari sisi produksi minyak melebihi target. Dari gas kita capai target bahkan dari potensial melebihi target, tapi memang serapan dari gas masih di bawah potensi yang ada," ujar Nurwahidi dalam keterangannya, Rabu (8/11/2023).
Baca juga: 3 Fakta Ekonomi RI Tumbuh Nggak Sampai 5% |
Terkait dengan pemanfaatan dan distribusi migas yang dihasilkan di wilayah Jabanusa, Nurwahidi menjelaskan untuk minyak dapat tersalurkan seluruhnya. Namun untuk gas diakui masih di bawah realisasi produksi di mana sebagian besar produksi atau sekitar 44% tersalurkan untuk sektor industri.
Kemudian 24% untuk sektor pupuk, 31% untuk sektor kelistrikan. Sementara untuk City Gas hanya mampu menyerap 0,5% dari total produksi dan 0,4% diproses untuk menjadi LPG.
"Potensi serapan gas di Jawa Timur dan Jawa Tengah cukup besar 2023 tetapi memang masih ada sisa yang belum tersalurkan ke konsumen, maka ini perlu kita optimalkan di mana komersialisasi jadi kunci bagaimana agar penyerapan gas bisa maksimal," ulas Nurwahidi.
Sementara itu Kepala Departemen Komunikasi SKK Migas Nyimas Fauziah Rikani mengatakan pihaknya optimistis target produksi migas bisa tercapai dengan sinergi yang erat antar pemangku kepentingan.
Terlebih saat ini, untuk skala nasional pemerintah telah mengumumkan penemuan cadangan gas jumbo di wilayah kerja blok Migas North Ganal di Kalimantan Timur. Dengan temuan ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan migas nasional.
"Ini kabar yang menggembirakan, jadi kita akan kawal terus untuk bisa dioptimalkan cadangan migas ini. Dengan eksplorasi yang masif kita yakin mampu memenuhi target," ujar Nyimas.
Untuk mengoptimalkan temuan cadangan migas nasional, SKK Migas komitmen untuk mempermudah iklim investasi di sektor hulu migas. Salah satunya melalui ajang Indonesian Oil and Gas (IOG) 4.0.
Lewat ajang itu, SKK Migas telah menyusun rencana strategis (renstra) demi mencapai target produksi migas nasional di tahun 2023 mendatang. Untuk di wilayah Jawa Timur sendiri diakui potensi blok migas yang bisa dikembangkan masih sangat besar.
"Kita harus pahami bahwa eksplorasi ini sangat terpengaruh terhadap iklim investasi. Kita memang masih terkendala soal masalah safety sumur pengeboran, ketersediaan rig yang belum bisa memenuhi kebutuhan dan soal ketersediaan dari tenaga kerja hulu migas yang kompeten," lanjutnya.
(hal/rrd)