3 Fakta Ekonomi RI Tumbuh Nggak Sampai 5%

3 Fakta Ekonomi RI Tumbuh Nggak Sampai 5%

Anisa Indraini - detikFinance
Selasa, 07 Nov 2023 06:00 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2024 sebesar 5,2 persen. Namun ekonom menilai angka itu over optimistic.
Ilustrasi/Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2023 tak sampai 5% atau tepatnya hanya 4,94% secara year on year (yoy). Konsumsi rumah tangga masih menjadi motor utama penggerak perekonomian domestik.

"Konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertumbuhan tertinggi yakni sebesar 2,63%," kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (6/11/2023).

Di sisi lain, terdapat beberapa faktor yang membuat lesunya pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III-2023.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

3 Fakta Ekonomi RI Tak Sampai 5%


1. Ekspor-Impor Terkontraksi

Amalia mengatakan penurunan harga komoditas global memberikan pengaruh pada kinerja ekonomi Indonesia. Ekspor dan impor mengalami kontraksi masing-masing -4,26% dan -6,18% pada kuartal III-2023.

"Ekspor mengalami kontraksi pada ekspor barang non migas seperti bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, mesin atau peralatan listrik, serta ekspor barang migas seperti gas alam, hasil minyak dan minyak mentah," kata Amalia.

ADVERTISEMENT

2. Konsumsi Pemerintah Lambat

Penyebab lain lesunya perekonomian pada kuartal III-2023 adalah konsumsi pemerintah yang mengalami kontraksi. Tercatat konsumsi pemerintah kontraksi 3,76% dengan distribusi 7,16%.

Amalia menjelaskan terkontraksinya konsumsi pemerintah karena adanya penurunan belanja pegawai, belanja barang dan belanja bantuan sosial. Ditambah ada pergeseran pencairan gaji ke-13 Aparatur Sipil Negara (ASN), dari yang biasanya di kuartal III menjadi kuartal II.

"Pada 2022 pembayaran gaji ke-13 dilakukan di triwulan III, sedangkan pada 2023 terjadi di triwulan II sehingga konsumsi pemerintah tumbuh 10,57% pada triwulan II-2022 dan kontraksi 3,76% di triwulan III-2023," jelasnya.

Apabila dilihat dari sisi lapangan usaha, perlambatan ekonomi dipengaruhi oleh lapangan usaha pertanian yang memang merupakan salah satu dampak dari fenomena El Nino.

3. Masih Lebih Baik Dibandingkan AS-China

Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2023 tidak sampai 5%, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim capaian itu masih lebih baik dibandingkan berbagai negara lain.

"Indonesia salah satu negara yang tumbuh kuat. Pertumbuhan kita masih lebih tinggi dibandingkan berbagai negara lain termasuk China, Malaysia, Amerika, bahkan Singapura," kata Airlangga dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat.

Capaian positif itu terjadi di tengah ketidakpastian ekonomi global. Apalagi adanya perang Israel-Hamas, semakin menambah tantangan yang sedang dihadapi perekonomian dunia.

"Ketidakpastian geopolitik yang baru di Timur Tengah, yang tentu ini Ukraina belum selesai, Israel-Hamas juga menambah ketidakpastian. Dunia baru mulai bernapas, nggak bisa napas lagi," kata Airlangga.

Airlangga menyebut pemerintah akan terus mengantisipasi berbagai risiko akibat perang Israel-Hamas. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan semakin melambat seiring juga adanya fenomena El Nino.

"Kita melihat dan memperkirakan berbagai lembaga internasional, pertumbuhan ekonomi makin akan ada penurunan. Tentu perubahan iklim juga belum selesai, kita ketahui bahwa El Nino membuat pasokan pangan akan terganggu," ucap Airlangga.

(aid/ara)

Hide Ads