Pertamina Ungkap Jurus Tekan Emisi di Kilang

Pertamina Ungkap Jurus Tekan Emisi di Kilang

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 15 Nov 2023 08:45 WIB
Ilustrasi Kilang Minyak Pertamina
Ilustrasi kilang minyak Pertamina - Foto: Dok. Pertamina
Jakarta -

Subholding refining and petrochemical PT Pertamina (Persero), PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mengungkap sejumlah strategi untuk menurunkan emisi. Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman mengatakan, strategi menurunkan emisi yakni berbasis teknologi, alam, dan berbasis trading.

Dia mengatakan, green refinery akan dilanjutkan pengembangannya seperti di Kilang Cilacap. KPI akan menambah footprint untuk program-program lingkungan.

"Carbon trading sekarang available di bursa. Ini bisa me-net off operasional dengan menambah daya serap carbon," kata Taufik dalam Refining Sustainability 'The Path Toward Energy Transition' yang digelar E2S, dalam keterangan tertulis, Rabu (15/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Taufik mengatakan upaya KPI ke green dan emisi reduction untuk mendukung ESG rating. Sebab, ESG rating menjadi perhatian investor.

"Biasanya pertanyaan yang ditanyakan mereka adalah berapa rating ESG. Concern ESG maupun lingkungan sangat diperhatikan oleh investor maupun lender. Rating ESG kita 24,2," katanya.

ADVERTISEMENT

Pada masa transisi energi, kata Taufik, KPI akan memastikan pabrik yang dibangun terus memberikan manfaat sampai ujung. Ke depan, diversifikasi produk memang harus berkolaborasi dengan industri lain yang bisa mengolah hasil turunan kilang.

"Ini untuk menghasilkan produk yang bermanfaat sampai ke hilir, sehingga bisa bernilai dan memberikan benefit ke masyarakat," kata dia.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan berdasarkan hasil kajian dengan memperhatikan keekonomian akses di masyarakat dan potensi yang dimiliki pada akhir 2060, sektor energi tidak bisa NZE karena masih tersisa emisi 129 juta ton emisi.

Berdasarkan roadmap, PLTU berbahan bakar batu bara akan berakhir sebelum 2060. Yang tersisa adalah BBM dan LPG yang digunakan industri. Listrik semuanya akan berbasis pada energi bersih tidak akan keluarkan emisi.

"PLTU akan selesai sebelum periode 2060. Untuk itu, yang harus dipastikan adalah ketersediaan migas ada terus," kata Dadan.

Menurut Dadan, peranan energi fosil masih penting dalam transisi energi. Minyak, khususnya BBM menjadi sumber energi di sektor transportasi. Kendaraan yang menggunakan BBM didorong melakukan konversi melalui program kendaraan listrik. "Untuk kendaraan eksisting didorong dari sisi spek-nya sehingga emisinya berkurang," kata Dadan.

(kil/kil)

Hide Ads