Dilansir dari Reuters, Rabu (27/12/2023), harga minyak mentah berjangka Brent ditutup 2,5%, lebih tinggi pada level US$ 81,07 atau sekitar Rp 1,25 juta per barel (kurs Rp 15.450). Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga naik 2,7%, menjadi US$ 75,57 atau sekitar Rp 1,16 juta per barel.
Minggu lalu, harga minyak sudah naik sekitar 3% setelah serangan Houthi terhadap kapal-kapal komersial negara yang disebut mendukung kekerasan di Gaza. Hal ini menimbulkan kekhawatiran investor.
"Ada banyak ketegangan geopolitik saat ini di Timur Tengah... dan hal ini menimbulkan kekhawatiran terhadap keamanan transit minyak dan barang lainnya," kata John Kilduff, mitra Again Capital LLC.
Milisi Houthi Yaman yang didukung Iran mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal pada hari Selasa terhadap sebuah kapal kontainer di Laut Merah dan juga upaya menyerang Israel dengan drone.
Meskipun ada kekhawatiran mengenai Timur Tengah dan perubahan rute kapal, pasokan minyak dunia sebenarnya belum terpengaruh. Beberapa perusahaan pelayaran telah berhenti mengirim kapal melalui Laut Merah dan mengenakan biaya tambahan untuk mengubah rute kapal.
Perlu diketahui, Laut Merah terhubung dengan Terusan Suez, jalur pelayaran utama yang digunakan untuk sekitar 12% perdagangan global.
Meski begitu, raksasa logistik Maersk pada hari Minggu mengumumkan dimulainya kembali rute pelayaran melalui Laut Merah. Di sisi lain, CMA CGM Prancis juga mulai meningkatkan jumlah kapal yang melakukan perjalanan melalui Terusan Suez, sehingga mengurangi kekhawatiran sampai batas tertentu.
Lihat juga Video 'Jokowi Ungkap Perang Hamas-Israel Bisa Bikin Harga Minyak Dunia Naik':
(hal/rrd)