Gibran Tak Puas Jawaban Mahfud di Debat Cawapres, Apa itu Carbon Capture Storage?

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 27 Des 2023 13:24 WIB
Foto: AP/Michael Probst
Jakarta -

Carbon capture and storage (CCS) tengah jadi topik yang hangat di masyarakat. Topik tersebut dimunculkan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka dalam debat cawapres belum lama ini.

Lalu, apa itu CCS?

Dikutip dari laman Kementerian ESDM, Rabu (27/12/2023), merupakan salah satu teknologi mitigasi pemanasan global dengan cara mengurangi emisi CO2 ke atmosfer. Teknologi ini merupakan rangkaian pelaksanaan proses yang terkait satu sama lain, mulai dari pemisahan dan penangkapan (capture) CO2 dari sumber emisi gas buang (flue gas), pengangkutan CO2 tertangkap ke tempat penyimpanan (transportation), dan penyimpanan ke tempat yang aman (storage).

Pemisahan dan penangkapan CO2 dilakukan dengan teknologi absorpsi yang sudah cukup lama dikenal oleh kalangan industri. Penangkapan CO2 biasa digunakan dalam proses produksi hidrogen baik pada skala laboratorium maupun komersial.

Sementara itu, pengangkutan dilakukan dengan menggunakan pipa atau tanker seperti pengangkut gas pada umumnya (LPG, LNG), sedangkan penyimpanan dilakukan ke dalam lapisan batuan di bawah permukaan bumi yang dapat menjadi perangkap gas hingga tidak lepas ke atmosfer, atau dapat pula diinjeksikan ke dalam laut pada kedalaman tertentu.

Sementara dikutip dari laman PT Pertamina (Persero) disebutkan, Indonesia, dengan kapasitas penyimpanan CO2 potensial yang mencapai 400 hingga 600 gigaton di depleted reservoir dan saline aquifer. Potensi ini memungkinkan penyimpanan emisi CO2 nasional selama 322 hingga 482 tahun, dengan perkiraan puncak emisi 1,2 gigaton CO2-ekuivalen pada tahun 2030.

Indonesia telah membangun fondasi hukum yang kuat. Regulasi ini termasuk Permen ESDM 2/2023 tentang CCS di industri hulu migas, Perpres 98/2021 tentang nilai ekonomi karbon, dan Peraturan OJK 14/2023 tentang perdagangan karbon melalui IDXCarbon. Saat ini juga berlangsung penyelesaian Peraturan Presiden yang akan lebih memperkuat regulasi CCS.

CCS sendiri memerlukan investasi besar. MOU antara pemerintah Indonesia dan ExxonMobil baru-baru ini mencakup investasi US$ 15 miliar dalam industri bebas emisi CO2. Sebagai perbandingan, proyek CCS Quest di Kanada membutuhkan US$ 1,35 miliar untuk kapasitas 1,2 juta ton CO2 per tahun.




(acd/rrd)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork