Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkap, pihaknya mendorong pengembangan migas non konvensional (MNK) untuk mendorong produksi minyak. Saat ini, pihaknya mendorong pengembangan MNK di Blok Rokan.
"Minyak kan kita sekarang lagi mengupayakan di Rokan, bulan Juni mudah-mudahan hasil kajiannya bisa ada kesimpulan. (Sumur pertama) Ya, sekarang rig-nya sudah pindah ke sumur kedua, itu harapan kita," katanya di Kementerian ESDM Jakarta, Jumat (5/1/2024).
Arifin mengatakan, baru Blok Rokan yang memiliki potensi MNK yang menarik. Ia menyebut, ada perusahaan yang tertarik untuk menggarap MNK tapi ia belum bicara lebih jauh.
Dikutip dari laman Kementerian ESDM, berdasarkan hasil assesment Energy Information Administration (EIA, 2013) Amerika Serikat, potensi MNK pada lima cekungan di Indonesia di mana terdapat sumberdaya gas dan minyak in-place sebesar 303 TCF dan 234 BBO (miliar barel minyak). Salah satu potensi sumber daya MNK itu berada pada cekungan sentral Sumatera basin, di mana Wilayah Kerja (WK) Rokan yang dikelola oleh Pertamina Hulu Rokan (PHR) merupakan bagian dari cekungan tersebut.
Sumur Gulamo di Blok Rokan menjadi sumur eksplorasi MNK pertama di blok tersebut. Pengeboran sumur ini diresmikan Menteri ESDM Arifin Tasrif pada 27 Juli 2023.
"Ini adalah momen pertama untuk bisa memanfaatkan potensi yang cukup besar yang kita miliki dan memang harus kita eksploitasi agar kita bisa menjamin ketahanan energi nasional untuk masyarakat," ujar Arifin pada peresmian Pengeboran Sumur Gulamo Eksplorasi MNK di Duri, Provinsi Riau, saat itu.
Ia menyebutkan, potensi MNK yang ada di Blok Rokan mencapai 1,28 miliar barel. Tentunya apabila hal tersebut dapat dimanfaatkan dengan optimal maka akan bisa mengurangi impor minyak Indonesia yang mencapai 1 juta barel minyak.
Pengeboran Sumur Gulamo Eksplorasi MNK, imbuh Arifin, diharapkan tidak berhenti hanya pada tahap uji sampel dan analisa sumur saja, melainkan juga harus dilanjutkan ke depannya.
"Usai uji sampel dan analisa dilanjutkan sebagai sumur pilot fracturing hingga dapat membuktikan produktivitas dan awal pengembangan MNK di Indonesia," jelasnya.
8
(acd/kil)