TKN Prabowo Gibran Bantah Hilirisasi Ugal-ugalan, Begini Katanya

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 24 Jan 2024 13:02 WIB
Ilustrasi hilirisasi - Foto: Infografis detikcom
Jakarta -

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PAN sekaligus Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran menepis jika program hilirisasi yang dijalankan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ugal-ugalan. Dia mengatakan, kebijakan tersebut diteruskan Prabowo-Gibran jika terpilih.

"Saya tidak melihat adanya konteks ugal-ugalan disini, sebenarnya apa yang dilakukan Pak Jokowi dan akan diteruskan Pak Prabowo dan Mas Gibran nanti ke depannya adalah untuk melanjutkan hilirisasi yang saat ini masih di tahap smelter," kata Eddy dalam keterangannya, Rabu (24/1/2024).

Pimpinan Komisi VII DPR RI ini menegaskan smelter merupakan langkah awal untuk menciptakan industri antara seperti prekursor menuju baterai nikel dan kemudian menuju mobil listrik.

"Hilirisasi sampai dengan produk hantaran apalagi pada produk akhir pada end product itu sampai sekarang masih belum ada di Indonesia dan itu tidak hanya di industri smelter saja, tidak hanya di industri nikel saja, tetapi di berbagai industri yang ada, sehingga banyak nilai tambah yang sebetulnya kita bisa nikmati terpaksa kita ekspor, padahal nilai tambahnya masih belum bisa kita maksimalkan," jelasnya.

Eddy menjelaskan tahapan prekursor ini sekarang sudah ada proses pembangunan pabriknya dan dilakukan sejumlah perusahaan.

"Jadi proses hilirisasi tahap kedua tahap ketiga dan lain lain sedang berjalan. Karena itu tidak bisa proses berjalan ini dikatakan ugal-ugalan apalagi tidak terstruktur atau dibilang tidak ada sistematikanya," sambungnya.

Eddy mengatakan proses kebijakan hilirisasi terencana dengan baik dan sudah melalui tahapan yang seharusnya dilalui. "Hilirisasi ini terencana dengan baik dan memang harus bertahap. Tidak bisa langsung loncat dari sesuatu yang tidak kita miliki kepada sesuatu yang kemudian kita harapkan bisa langsung menciptakan produk hilir. Bagaimanapun harus ada produk antaranya dulu," ungkapnya.

Eddy juga menolak anggapan berbagai pihak yang mengatakan hilirisasi menyebabkan kelebihan pasokan (over supply) nikel di pasar dunia. Menurutnya, kelebihan pasokan terjadi karena permintaan yang melemah.

"Over supply nikel itu yang saat ini terjadi di dunia itu bukan karena kita mengekspor terlalu banyak ya, ekspor kita itu terserap dengan baik di luar negeri, masalahnya memang saat ini mengalami pelemahan, pelemahan secara global, global demandnya itu agak melemah," jelasnya.

Eddy melanjutkan, Prabowo-Gibran sudah berkomitmen bahwa ketahanan nikel di Indonesia itu harus kita perkuat. Pihaknya juga meminta untuk melakukan moratorium smelter nikel.

"Saya tegaskan lagi bahwa tidak benar over supply dari Indonesia yang membuat harga nikel jatuh. Kira meminta supaya proses pemberian izin smelter itu kita setop dulu," tutupnya.

Simak Video 'Gibran Bicara Pentingnya Hilirisasi, Sebut Ada yang Tertawa-Menyepelekan':






(acd/kil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork