India memutuskan memasok kebutuhan minyak mentahnya dari Rusia. Pemerintah India mengatakan, langkah ini membuat harga minyak mentah global dapat tetap terjangkau.
"Dunia berterima kasih kepada India karena membeli minyak Rusia," kata Menteri Perminyakan dan Gas Alam India Hardeep Singh Puri, dikutip dari CNBC, Rabu (14/2/2024).
Menurutnya jika India banyak membeli minyak dari Timur Tengah, hal ini berpotensi mengerek harga minyak ke level US$ 150 per barrel. Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, pabrik penyulingan India membeli minyak Rusia yang didiskon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Moskow sejak itu menjadi sumber minyak mentah utama India, menyumbang sekitar 36% dari total impor minyak mentah. Sejalan dengan itu, impor minyak India dari Timur Tengah juga turun ke rekor terendah.
Di sisi lain harga minyak global berada di bawah tekanan saat meningkatnya ketegangan di Laut Merah, dan kekhawatiran akan meluasnya konflik di Timur Tengah. Ketidakpastian ini biasanya akan mendorong harga energi lebih tinggi.
Dia menambahkan, pihaknya tak terlalu khawatir terkait perkiraan lonjakan harga minyak. Meskipun ia menyebut ramalah soal harga minyak naik kerap menjadi kenyataan.
Adapun Perdana Menteri Narendra Modi telah mengumumkan rencana untuk meningkatkan kapasitas penyulingan minyak tahunan negara itu hampir 80% menjadi 450 juta ton. Hal ini mungkin dapat menjadi tantangan lain terhadap tujuan energi terbarukan India.
India telah menetapkan target aspirasional untuk memenuhi 50% kebutuhan listriknya dari sumber terbarukan pada tahun 2030, dan 100% transisi ke energi terbarukan pada tahun 2050. Saat ini, 75% dari total listrik negara tersebut berasal dari pembangkit listrik tenaga batu bara.
Meski begitu, Hardeep optimis target energi terbarukan mampu tercapai sesuai jadwal. Terlebih banyak perusahaan minyak di India mematok target net zero pada tahun 2035 dan 2040.
(ily/rrd)