Blok Migas Raksasa Lebih Besar dari Masela Tak Kunjung Laku, Ada Apa?

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 21 Feb 2024 07:00 WIB
Foto: Istimewa
Jakarta -

Kementerian ESDM mencatat, lima wilayah kerja (WK) minyak dan gas bumi (migas) dalam penawaran 2023 belum memiliki pemenang alias belum laku. Dari lima blok tersebut, beberapa di antaranya merupakan blok migas 'raksasa'.

Adapun WK migas belum memiliki pemenang yakni Panai, Patin, Natuna D-Alpha, Akimeugah I dan Akimeugah II. Sebagai informasi, Natuna D-Alpha disebut-sebut memiliki potensi 2,5 kali dari Blok Masela yakni mencapai 46 trillion cubic feet (TCF).

Lalu, ada juga Akimeugah I dan II yang sebelumnya bernama Blok Warim di Papua. Blok ini sering disebut-sebut masuk kategori giant atau raksasa.

"Sementara untuk WK Panai, Patin, Natuna D-Alpha, Akimeugah I dan II yang belum terdapat pemenangnya ditetapkan menjadi WK terbuka available terbuka. Sehingga untuk diusulkan kepada para investor yang berminat sesuai mekanisme penawaran langsung baik dengan studi bersama maupun tanpa studi bersama," kata Direktur Jenderal Migas Tutuka Ariadji dalam Acara Puncak Bulan K3 Nasional Sub Sektor Migas di Gedung Lemigas, Jakarta Selatan, Selasa (20/2/2024).

Tutuka menjelaskan, dari 10 WK yang ditawarkan, sebanyak 4 WK telah diteken kontrak kerja samanya yakni East Natuna, Beluga, Bengara I dan Akia. Dari 4 WK tersebut, total nilai komitmen pasti yang diraih sebanyak US$ 34,7 juta.

Kemudian, ada tambahan satu lagi pemenang lelang yakni untuk WK Bobara. Dengan demikian, total komitmen pasti yang berhasil diraih menjadi lebih dari US$ 50 juta.

"Sehingga dengan penambahan WK Bobara total komitmen pasti dari hasil penawaran WK migas tahun 2023 menjadi lebih dari US$ 50 juta," ujarnya.

Tutuka mengatakan, capaian penawaran WK 2023 menunjukkan jika industri hulu migas masih memiliki peluang untuk dikembangkan.

"Capaian penawaran WK tahun 2023 ini menunjukkan bahwa industri hulu minyak dan gas bumi di Indonesia masih memiliki peluang untuk dapat dikembangkan lebih besar dan daya tarik yang tinggi bagi para investor," katanya.

Tutuka mengatakan, khusus Akimeugah I dan II dihadapkan pada tantangan masalah infrastruktur yang belum bagus. Akimeugah I dan II sebelumnya disebut Blok Warim.

Sementara, untuk Natuna D-Alpha dihadapkan oleh tantangan yakni kandungan CO2 yang tinggi. "Kalau Akimeugah iya (medan berat), infrastruktur belum bagus. Kalau Natuna masalah CO2 yang sangat tinggi," katanya.

Dia mengatakan, untuk blok yang belum laku ini akan ditawarkan dengan joint study. Pihaknya akan terbuka kepada siapapun yang berminat.

"Siapa aja, Pertamina kan kalau dia sudah terlalu banyak nggak mau ini, kita terbuka siapapun, siapa yg mau bersedia, mau, kan tantangannya beda," katanya.

Bahkan, pihaknya akan memberikan insentif bagi mereka yang mau masuk ke Blok Warim. Pihaknya akan duduk bersama dengan investor agar blok ini menjadi ekonomis.

"Ya, kalau Warim ya, kita akan duduk bareng sama yang berminat kira-kira ekonomisnya bagaimana," katanya.

Simak juga Video: Jokowi Bahas Kerja Sama Migas‐Ketenagakerjaan dengan MBZ







(acd/rrd)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork