Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jisman P Hutajulu, awalnya mengucapkan selamat kepada PLN. Ia meyakini ekosistem penggunaan energi hidrogen di Indonesia akan meningkat karena HRS.
"Saya mengucapkan selamat kepada PLN atas beroperasinya HRS Senayan, yang pertama di Indonesia. Saya yakin lewat peresmian ini PLN menunjukkan karya nyata dan bukti konkret energi hidrogen adalah keniscayaan bagi Indonesia," ucap Jisman di SPBU Hidrogen PLN Indonesia Power, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (21/2/2024).
Senior Manager PT PLN Indonesia Power Kamojang POMU, Ibnu Agus Santosa, lantas menjelaskan selain HRS, pihaknya juga membangun Green Hydrogen Plant Geothermal Kamojang. PLN berhasil melakukan uji coba operasi dan commissioning dengan memanfaatkan uap air kondensat dari siklus pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP). Kapasitas yang dihasilkan dari siklus tersebut adalah sekitar 4,3 ton per tahun.
"Insyaallah ini green hydrogen pertama di Indonesia yang memanfaatkan energi geothermal powerplant. Kami siap mendukung transformasi energi menuju net zero emission 2060," jelasnya.
Berikut 3 Fakta SPBU Hidrogen:
1. Masih Pilot Project
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan pembangunan HRS adalah hilir dari upaya perusahaan untuk mendorong tenaga hidrogen di Indonesia. Di hulu, PLN sendiri telah meresmikan pengoperasian 21 Pembangkit Hidrogen Hijau (Green Hydrogen Plant) pada November 2023 lalu.
"Kami membangun hidrogen dari hulu yakni produksi di 21 pembangkit. Dalam hal ini, kami mampu memproduksi 128 ton green hydrogen selama setahun. Ini mampu memasok 430 mobil hydrogen fuel cell kalau dengan asumsi 100 kilometer per hari," ucapnya.
Oleh sebab itu, ia menjelaskan HRS belum beroperasi secara komersial. HRS baru bersifat pilot project agar PLN bisa mendalami penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar alternatif.
"Ini (HRS) hanyalah sebagai pilot project dengan tujuan bisa mendalami feasibility secara teknis, feasibility secara operasional, feasibility secara komersial dan juga regulasinya seperti apa," terangnya.
2. Bahan Bakar Hidrogen Lebih Murah
Darmawan kemudian mengatakan bahan bakar hidrogen kalau dihitung-hitung lebih murah dibandingkan bahan bakar minyak (BBM). Hal ini adalah pertanda transisi energi hijau untuk sektor BBM sangat potensial untuk dilakukan di Indonesia.
"Nah pertanyaannya berapa biaya menggunakan hydrogen? kalau menggunakan hydrogen refueling station (HRS) yang ada di sini, biayanya hanya sekitar Rp 276 saja per-km," ucap Darmawan.
Darmawan lantas mengungkap harga bahan bakar hidrogen lebih murah dibanding BBM. Sebab, berdasarkan kajian PLN, masyarakat perlu merogok kocek sebanyak Rp 1.300 per km jika menggunakan BBM.
"Ini jauh lebih murah yaitu hanya sekitar Rp 270 sekian per km atau Rp 300 saja per km. Dan kalau BBM 1 liter bensin emisi CO2-nya adalah 2,4 kg. Jadi untuk 1 km adalah sekitar 2,4 sekitar 240 gram. Kalau ini emisinya sudah 0 karena menggunakan green hydrogen," ungkapnya.
"Dan pengurangan konsumsi BBM-nya adalah 1,59 juta liter per tahun. Luar biasa ini bagi kita semua," sambungnya.
Di sisi lain, Darmawan mengatakan sebagian besar BBM berasal dari luar negeri, adapun bahan bakar hidrogen berasal dari sisa uap air yang sebelumnya digunakan untuk mendinginkan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP). Saat ini, PLN memiliki kapasitas untuk memproduksi 128 ton hidrogen per tahun yang cukup memenuhi kebutuhan sebanyak 438 mobil bertenaga hidrogen per tahun.
3. Punya Berbagai Fitur
Kendati HRS masih bersifat pilot project, ada sejumlah fitur yang nampak di stasiun pengisian bahan bakar alternatif tersebut.
Dalam pamflet bertajuk 'Hydrogen Refuelling Station di Pembangkit Senayan' yang diperoleh detikcom, PLN menuturkan cara kerja HRS. Awalnya, PLN menjelaskan bahwa hidrogen adalah bentuk energi paling bersih. Hidrogen memiliki bobot molekul teringan sehingga kerapatan energinya tinggi.
"Molekul teringan sehingga kerapatan energinya tinggi. Emisi dalam proses pembuatannya sangat rendah. Teknologi bersih," tulis PLN.
PLN kemudian menuturkan bahwa green hydrogen atau energi hijau diproduksi menggunakan electrolysis atau penyetruman air yang bersumber dari listrik energi baru terbarukan (EBT). Produksi hidrogen disimpan dalam hydrogen storage dan didistribusikan menggunakan pipa pipa maupun alat transportasi seperti truk dan kapal.
Pemanfaatan hidrogen sebagai gas industri termasuk sebagai pendingin generator di pembangkit listrik. "Selain itu hidrogen dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif sebagai bahan bakar transportasi maupun pembangkit listrik," lanjut PLN.
Di HRS Senayan, PLN menyediakan tiga jasa layanan yakni jasa pengisian bahan bakar untuk mobil hidrogen, jasa pengisian mobil listrik, serta hydrogen center yang merupakan pusat pelatihan hydrogen pertama dan terlengkap di Indonesia.
PLN pun menjelaskan HRS yang saat ini digunakan berbasis tekanan 350 bar. Perusahaan pelat merah itu berencana menambah satu mesin lagi berbasis 700 bar. Sementara stasiun pengisian memiliki kapasitas penampungan sekitar 100 kg dan mampu melayani hingga 8 kendaraan dalam satu hari.
"Jumlah tersebut bisa ditingkatkan melihat permintaan yang ada," kata PLN.
Rincian spesifikasi mesin hydrogen refueller di HRS PLN sendiri adalah charging pressure 0-350 bar dengan kecepatan pengisian kurang dari lima menit. Adapun hydrogen refueller station 700 bar yang bakal didatangkan, memiliki charging pressure 0-700 bar dengan kecepatan pengisian kurang dari tiga menit.
Berdasarkan pengamatan detikcom, nozzle alias tempat penyaluran bahan bakar hidrogen, terlihat lancip dan berwujud serupa dengan pucuk mesin kompresor angin.
PLN kemudian menjelaskan bahwa HRS Senayan bisa melayani segala jenis kendaraan berbasis listrik. Dari pamflet tersebut, terungkap pula kapasitas listrik yang dihasilkan oleh Fuel Cell EV Charging. Rinciannya, sebanyak 0,21 liter/kWh untuk diesel genset dan sebanyak 0,05 kg/kWh untuk hydrogen genset.
Sementara itu, prinsip kerja Fuel Cell Generator sendiri terdiri dari berbagai mekanisme konversi dari hidrogen ke listrik. Fuel Cell Generator di HRS Senayan menggunakan mekanisme Polymer Electrolyte Membrane/Proton Exchange Memberane (PEM).
PLN menjelaskan Fuel Cell Generator itu unggul mulai dari suhu operasional sampai 100 derajat celcius, elektrolit padat, hingga kemudahan implementasinya untuk transportasi, elektronik, dan lain sebagainya.
Lihat juga Video: Melihat Toilet 'Sultan' di SPBU Sukabumi
(ara/ara)