Anak Buah Luhut Yakin Nikel RI Terus Dipakai Meski Ada LFP, Ini Alasannya

Anak Buah Luhut Yakin Nikel RI Terus Dipakai Meski Ada LFP, Ini Alasannya

Anisa Indraini - detikFinance
Jumat, 01 Mar 2024 15:18 WIB
Eks CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin jadi anak buah Luhut Binsar Pandjaitan
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin (Foto: Dok. Kemenko Kemaritiman dan Investasi)
Jakarta -

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) memastikan industri nikel Indonesia akan tetap menjadi primadona. Meskipun ada baterai kendaraan listrik lithium ferrophosphate (LFP).

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin mengatakan nikel Indonesia akan tetap dipakai baik untuk baterai kendaraan listrik maupun untuk produk stainless steel.

"Jadi jangan khawatir mengenai industri nikel Indonesia. Terlepas kita banyak yang pakai LFP atau enggak, nikel kita akan selalu digunakan baik untuk battery materials ataupun stainless steel dan sebagainya," kata Rachmat dalam Sosialisasi Insentif Dalam Rangka Percepatan Investasi KBLBB di Park Hyatt Jakarta, Jumat (1/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan adanya kebijakan hilirisasi, anak buah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan itu yakin Indonesia bisa menjadi pemain nikel besar di dunia yang lebih banyak menggunakan baterai kendaraan listrik jenis nikel atau nickel manganese cobalt (NMC).

"Indonesia itu mungkin punya 24-25% dari nikel dunia, tapi Indonesia itu pasar mobilnya hanya 2% dari pasar dunia dan ini bukan listrik ya, 2% dari total karena pasar mobil itu sekitar 70 juta setahun, Indonesia itu 1-1,4 juta. Jadi nggak mungkin pasar kita ngedrive pasar global karena kita cuma punya 2%. Policy hilirisasi bisa mendrive pasar nikel dunia tapi di dalam negeri nggak terlalu karena kita cuma 2%," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Untuk Indonesia, Rachmat menyebut saat ini pemerintah sedang fokus mendorong elektrifikasi kendaraan listrik terlebih dahulu, baik yang menggunakan baterai LFP maupun NMC.

Performa NMC disebut lebih bagus karena lebih tahan di cuaca ekstrem atau musim dingin. Barang tersebut biasa dipakai untuk mobil kelas atas karena harganya lebih mahal.

Berbeda dengan LFP yang tidak tahan di cuaca dingin sehingga jangan heran jika di salju tiba-tiba baterainya cepat habis. Keunggulannya yakni harganya lebih murah.

"Kita lihat mobil high end rata-rata pakai NMC, tapi low end hari ini untuk mendorong affordability monggo aja pakai LFP, nggak apa. Kita yang penting nanti semua pabriknya baik NMC maupun LFP ada di Indonesia," tutur Rachmat.

(aid/das)

Hide Ads