Indonesia berpeluang menjadi pemain dalam pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Sebab, pabrik PLTS akan dibangun di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau.
Hal tersebut terungkap saat Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P Hutajulu bicara mengenai peluang pengembangan pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Setidaknya, ada tiga peluang dalam pengembangan EBT di Tanah Air.
Pertama, sebutnya, Indonesia memiliki sumber EBT yang melimpah. Ia mengatakan, potensi EBT secara total mencapai 3,6 terawatt (TW).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apalagi energi terbarukan ini kan sudah disebutkan 3,6 TW. PLTS-nya sendiri 3,3 ya, kemudian wind banyak 155 GW yang kita manfaatkan baru 1%," katanya di Road to PLN Investment Days 2024, di Jakarta, Rabu (6/3/2024).
Kedua, harga listrik EBT terus turun. Dia menyebut, harga listrik PLTS Cirata saat ini di US$ 5,8 sen per kWh. Jika PLTS ini dikembangkan, maka harga listriknya kemungkinan semakin turun.
Selain itu, Indonesia memiliki sumber material untuk pengembangan PLTS berupa pasir silika.
"Kita sudah mencoba dan menyiapkan Pulau Rempang nanti salah satunya untuk pabrik PLTS ya dan banyak lagi di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Itu opportunity kedua kita," ungkapnya.
Ketiga, permintaan listrik di Indonesia terus tumbuh. Padahal, permintaan listrik di negara lain ada yang turun.
"Kita masih tetap di 5% pertumbuhan listriknya juga gitu, tumbuh. Jadi ini opportunity kita, kemudian tentunya kita disupport oleh internasional bagaimana kita mengembangkan kelistrikan di Indonesia," katanya.
(acd/das)