Crazy rich India, Gautam Adani dikabarkan melakukan investasi besar di sektor energi hijau. Orang terkaya kedua di Asia itu sedang membangun pembangkit energi terbarukan terbesar di dunia, luasnya lima kali lipat dari Paris.
Proyek itu mengubah sebuah hamparan gurun garam tandus di tepi barat India menjadi salah satu sumber energi raksasa. Saking besarnya, kapasitas pembangkit energi terbarukan itu konon mampu memenuhi kebutuhan listrik satu negara seperti Swiss. Gedungnya pun bisa dilihat dari luar angkasa.
Bernama Khavda Renewable Energy Park, proyek itu direncanakan rampung dalam lima tahun dan bisa menghasilkan energi bersih bagi 16 juta rumah di India. Pembangkit energi itu bakal memiliki luas 31,08 km2, lokasinya terletak 19,32 km dari perbatasan India dan Pakistan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Eksekutif Green Energy Limited (AGEL), Sagar Adani mengatakan pembangkit listrik tersebut direncanakan menjadi taman energi terbarukan terbesar di dunia.
"Saya saja sudah tidak bisa menghitungnya (kapasitas energi) lagi," ucap Direktur Eksekutif Green Energy Limited (AGEL) Sagar Adani dikutip dari CNN, Kamis (21/3/2024).
"Lokasinya terletak di wilayah yang luas dan tidak terbebani. Tidak ada satwa, tumbuh-tumbuhan, tidak ada tempat tinggal. Tidak ada alternatif penggunaan lahan yang lebih baik," sambungnya.
Sagar Adani merupakan keponakan Gautam Adani yang memiliki kekayaan US$ 100 miliar atau Rp 1.566 triliun (kurs Rp 15.669). Harta sebanyak itu berasal dari Adani Group, sebuah konglomerasi asal India yang bergerak di sektor pertambangan.
AGEL merupakan unit usaha Adani Group di bidang energi bersih. Perusahaan tersebut sedang membangun pembangkit listrik tenaga surya dan angin yang luas di negara bagian Gujarat, India barat, dengan biaya US$20 miliar.
Keinginan Adani Group untuk membangun pembangkit energi bersih sejalan dengan ambisi Perdana Menteri India Narendra Modi yang menjanjikan penggunaan energi baru terbarukan (EBT) akan mencapai 50% dari total energi India pada 2030.
Pada 2021, Modi telah berjanji India akan mencapai nol emisi pada 2070. Pemerintah India pun diketahui telah menetapkan target sebesar 500 gigawatt (GW) kapasitas pembangkit listrik berbahan bakar non-fosil pada tahun 2030.
Sebagai perusahaan energi terbarukan terbesar di India, Adani menjelaskan AGEL menargetkan untuk menyediakan setidaknya 9% dari kapasitas tersebut, dengan setidakya 30 GW dihasilkan dari Khavda Renewable Energy Park. Ia menegaskan kegagalan untuk melakukan transisi energi bukan pilihan.
"Tidak ada pilihan bagi India selain mulai melakukan hal-hal dengan ukuran dan skala yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya," imbuh pria berusia 30 tahun itu.
Tonton juga Video: Menkeu Setujui Holding-Subholding PLN: Tak Ada Halangan dari Pajak