Perusahaan energi milik negara Brasil, Petrobas berencana untuk melakukan eksplorasi atau pengeboran minyak di wilayah Foz do Amazonas. Tepatnya di lepas pantai negara bagian Amapá dan Pará di Brasil paling utara.
Dikutip dari Reuters, Jumat (19/4/2024) rencana tersebut mendapatkan penolakan karena dinilai akan berdampak lingkungan masyarakat adat dan kekayaan alam seperti bioma pesisir. Hal ini diungkapkan oleh The Brazilian Institute of Environment and Renewable Natural Resources (Ibama).
Kepala Ibama Rodrigo Agostinho juga mengatakan pihaknya telah menerima laporan dari masyarakat adat dari empat desa sekitar, hasilnya semua menolak proyek eksplorasi minyak tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masyarakat lokal dan sejumlah pemerhati lingkungan menyebut bahwa pengeboran dapat mengancam hutan bakau pesisir dan lahan basah luas yang kaya akan ikan dan tumbuhan. Selain itu, disebut akan mengganggu kehidupan 8.000 masyarakat adat di Oiapoque, di pantai paling utara Brasil
Namun rencana dari Petrobas telah mendapatkan dukungan secara politik dari pemerintah. Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva sendiri mengatakan bahwa negara harus mampu meneliti potensi sumber daya di wilayah tersebut demi kepentingan nasional.
Kemudian, Menteri Energi Brasil Alexandre Silveira juga mengatakan tujuan eksplorasi itu adalah untuk mengetahui seberapa besar potensi minyak di lepas pantai tersebut.
Dalam beberapa kesempatan Petrobas telah mengumumkan bahwa akan segera melakukan eksplorasi tersebut. Salah satunya pengeboran di blok-blok di lepas pantai negara bagian Amapa.
"Bersiaplah Amapa, karena kita akan tiba," CEO Petrobras Jean Paul Prates mengatakan kepada politisi lokal dan eksekutif minyak di sebuah acara bulan lalu yang mempromosikan eksplorasi lepas pantai di sepanjang pantai utara di wilayah yang dikenal sebagai Equatorial Margin.
Petrobas diperkirakan akan memulai pengeboran pada paruh kedua tahun 2024 atau lebih cepat di bagian paling menjanjikan di Tepi Khatulistiwa, bernama cekungan Foz do Amazonas, di muara Sungai Amazon yang berjarak ratusan kilometer.
(ada/rrd)