Produksi minyak Indonesia tercatat merosot pada 2024. Oleh sebab itu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, disebut menempuh satu solusi agar persoalan itu bisa teratasi. Apa itu?
Penasehat Ketua SKK Migas, Nanang Abdul Manaf, awalnya menjelaskan bahwa menurunnya produksi minyak menjadi perhatian pemerintah. Oleh sebab itu, Nanang mengungkap Arifin meminta agar seluruh kementerian dan lembaga yang mengurus soal perminyakan menunjukan hasil paparan dan aktivitas eksplorasi di industri hulu migas.
"Makanya saat pertama kali saya bergabung dengan Kementerian ESDM, tugas pertama saya juga mempromosikan kegiatan eksplorasi di Indonesia," ucap Nanang dalam agenda IPA Convention & Exhibition di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang, Kamis (16/5/2024).
Setelah beberapa tahun, Nanang pun menilai kemajuan terhadap promosi kegiatan eksplorasi mulai terlihat. Berbagai perusahaan besar telah menaruh minat untuk berinvestasi di sekto gas.
Beberapa di antaranya seperti Mubadala Energy, Harbour Energy, sampai Ente Nazionale Idrocarburi (ENI), yang telah menemukan potensi volume migas yang signifikan di Indonesia di wilayah Indonesia Barat.
"Kami berterima kasih kepada Mubadala, Harbon, ENI yang menemukan volume gas yang sangat signifikan, dan sepertinya akan lebih menjanjikan untuk menemukan gas lain di Indonesia Barat," imbuhnya.
Sebelumnya berdasarkan catatan detikcom, Produksi minyak Indonesia saat ini di angka 500 ribuan barel per hari. Produksi di angka 500 ribuan barel per hari ini seperti terjadi pada era tahun 1966-1968. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi Suryodipuro mengatakan, produksi minyak Indonesia secara year to date hingga 15 April 2024 ialah 576 ribu barel per hari.
(rrd/rir)