Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan produksi minyak dan gas (migas) Indonesia saat ini terus menerus mengalami penurunan. Bahkan, pemerintah pun terus menurunkan target lifting migas, termasuk di tahun 2025.
Menurut Arifin saat ini produksi migas turun karena terjadi secara alamiah, di beberapa kasus ada juga penutupan produksi yang terjadi tiba-tiba tanpa ada perencanaan alias unplanned shut down.
"Pada beberapa tahun terakhir produksi migas utamanya minyak terus menurun. Baik dari penyebab alami maupun unplanned shut down yang mengakibatkan lost production," ungkap Arifin dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Rabu (19/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah sendiri mengusulkan lifting migas tahun depan di angka 1,583-1,648 juta BOEPD. Jumlah itu saja turun dari patokan yang ada di APBN 2024 sebanyak 1,588 juta BOEPD, sementara itu outlook tahun ini produksi migas hanya akan berada di 1,588 juta BOEPD.
Sementara itu, dari hasil rapat hari ini dengan Komisi VII hari ini diputuskan lifting migas di RAPBN 2025 sebanyak 1,603-1,652 juta BOEPD. Naik tipis dari usulan yang diajukan Arifin.
Arifin melanjutkan pihaknya memiliki 4 strategi utama untuk meningkatkan lifting. Yang pertama adalah mengembangkan lebih lanjut aset eksisting dengan melakukan peningkatan pengeboran, pengembangan, dan reaktivasi sumur yang masih bisa dioptimalkan.
Kedua, melakukan transformasi sumber produksi melalui percepatan POD serta percepatan on stream proyek hulu migas.
"Kemudian, melakukan enchanment oil recovery (EOR) dan water flat dengan percepatan proyek seperti di Minas," beber Arifin.
Terakhir, melakukan eksplorasi giant recovery dengan meningkatkan kegiatan off shore serta laut dalam di bagian timur Indonesia.
Di sisi lain, Arifin menjabarkan beberapa lapangan migas yang akan beroperasi di Indonesia hingga 2029 sebagai tambahan produksi migas. Mulai dari Lapangan Ande-ande Lumut di Blok Northwest Natuna, Kepulauan Riau akan produksi di kuartal 1 tahun 2028.
Kemudian sumur Singa Laut dan Kuda Laut di Blok Tuna juga akan mulai produksi di 2026. Kemudian, Sumur Hidayah di perairan Madura, Jawa Timur akan produksi awal 2030. Blok Migas Masela, Maluku juga akan beroperasi mulai 2030.
"Kemudian ada sumber gas Asap Kido Merah akan onstream kuartal IV 2025 di Papua, dan Gang North yang akan onstream 2027 untuk gas bumi di Selat Makassar," pungkas Arifin.
Simak juga Video: IPA Convex 2024 Jadi Momentum Bagi Ketahanan Energi Indonesia