Adaro Masuk Daftar Fortune Southeast Asia 500

Adaro Masuk Daftar Fortune Southeast Asia 500

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 21 Jun 2024 10:02 WIB
Gedung Adaro, Jl Rasuna Said Jakarta
Gedung Adaro/Foto: Ari Saputra
Jakarta -

PT Adaro Energy Indonesia Tbk masuk daftar perusahaan Fortune Southeast Asia 500. Adaro menempati urutan ke-49 dari 500 perusahaan di Asia Tenggara yang memberi dampak terhadap pertumbuhan ekonomi regional, dan ke-3 di sektor energi dari Indonesia.

Hal ini menunjukkan transformasi bisnis Adaro mampu meningkatkan resiliensi perusahaan di tengah dinamika industri serta mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan.

"Kami merasa bangga dan bersyukur atas pengakuan yang diberikan Fortune kepada Adaro sebagai salah satu perusahaan yang masuk daftar Fortune Southeast Asia 500. Setelah pada tahun 2022 lalu bertransformasi menjadi tiga pilar baru Adaro Energy, Adaro Minerals, dan Adaro Green, kinerja operasional AEI pada tahun 2023 meningkat hingga mencatat rekor-rekor baru, yang mencerminkan kemajuan luar biasa dalam keunggulan operasional kami," kata Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Adaro Garibaldi Thohir dalam keterangannya, Jumat (21/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan, melalui transformasi bisnis ini, pihaknya optimistis dapat menangkap peluang untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan serta meningkatkan peran perusahaan dalam mendukung pertumbuhan di kawasan Asia Tenggara.

Tahun ini, Fortune fokus pada wilayah Asia Tenggara dengan mempertimbangkan dampak Asia Tenggara yang semakin besar dalam ekonomi global yang disebabkan oleh pergeseran rantai pasokan dan perkembangan pesat ekonomi negara-negara di wilayah ini.

ADVERTISEMENT

"Fortune Southeast Asia 500 mencerminkan sebuah wilayah yang dinamis dan terus berubah dengan cepat, di mana ekonomi intinya tumbuh jauh lebih cepat dibandingkan Eropa atau Amerika Serikat. Hal ini di antaranya disebabkan oleh Asia Tenggara yang semakin memiliki signifikansi global yang lebih besar, karena banyak perusahaan multinasional Global 500 telah memindahkan lebih banyak rantai pasokan mereka ke negara-negara Asia Tenggara," kata Clay Chandler Eksekutif Editor Majalah Fortune untuk Asia.

Pemeringkatan perdana ini mencakup perusahaan-perusahaan dari tujuh negara di Asia Tenggara yakni Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, dan Kamboja. Adaro menjadi salah satu dari 110 perusahaan Indonesia yang masuk dalam daftar ini.

Pada tahun 2023, Adaro mencatat pendapatan sebesar US$ 6,5 miliar. Adaro juga mencatatkan laba inti US$ 1,9 miliar dan EBITDA operasional US$ 2,5 miliar, serta margin EBITDA operasional yang memuaskan sebesar 39%. Selanjutnya, pada tahun 2023 Adaro Group membayarkan sekitar total US$ 3 miliar untuk royalti dan pajak termasuk sebagian dari royalti dan pajak dari tahun sebelumnya.

Adaro kembangkan desa wisata. Cek halaman berikutnya.

Kembangkan Desa Wisata

Selain itu, Adaro mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals). Salah satunya melalui Program Pengembangan Pariwisata Desa Liyu yang terletak Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan (Kalsel).

Program ini diinisiasi sejak tahun 2018 untuk menciptakan destinasi wisata budaya di Desa Liyu dengan tujuan wisata budaya yang diunggulkan, antara lain Mesiwah Pare Gumboh (Perayaan Rasa Syukur Pasca Panen) dan Festival Melatu Wini yang menampilkan berbagai kegiatan budaya dan tradisi masyarakat Dayak Deah.

Melalui program ini, Adaro telah turut melestarikan budaya lokal sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat, serta membantu meningkatkan status Desa Liyu dari desa tertinggal menjadi desa maju.

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Hariyanto mengatakan, upaya dan inisiatif pengembangan desa belakangan ini berpotensi menjadikan Desa Liyu sebagai destinasi wisata yang tidak hanya dikenal di Kalimantan Selatan, tetapi juga tingkat nasional dan internasional.

"Pengembangan berkelanjutan dan integrasi dengan kegiatan masyarakat setempat akan menjadi kunci suksesnya Desa Liyu sebagai kunjungan wisata yang menarik," ujarnya.

Hariyanto menambahkan, Corporate Social Responsibility (CSR) memang bisa memberikan dampak yang signifikan dalam menggerakkan pemberdayaan desa wisata. Dukungan CSR yang baik dapat membuat desa wisata berkembang secara berkelanjutan.

Sementara itu, Department Head Divisi CSR Adaro Indonesia Firmansyah memastikan bahwa Adaro selalu memberikan pendampingan dan penguatan adat di Desa Liyu.
"Kami memberikan pendampingan dan penguatan adat kepada masyarakat, sedangkan berkaitan dengan kepariwisataan daerah, Adaro memberikan bantuan peningkatan kapasitas kelembagaan Adat Desa Liyu dalam membentuk desa wisata budaya dan membangun beberapa fasilitas pendukung di lokasi tersebut demi memberdayakan dan meningkatkan ekonomi daerah," ujarnya.

Pembangunan sarana prasarana yang dilakukan, di antaranya revitalisasi Balai Adat Desa Liyu, pembangunan Jembatan Gantung Wisata, pembangunan camping ground, pos Kelompok Sadar Wisata, dermaga perahu, fasilitas untuk pengunjung seperti kelistrikan, dan peralatan maupun distribusi air bersih.

Desa Liyu yang terletak di kawasan geosite Geopark Meratus memiliki potensi ekowisata berupa keindahan alam seperti air terjun, Watu (Batu) Badinding, yaitu bebatuan yang tersusun menyerupai dinding pada pinggiran sungai. Potensi lainnya yaitu Budaya Dayak Deah Desa Liyu masih kental terasa di masyarakat, di mana saat musim tanam tiba masyarakat melaksanakan perayaan Melatu Wini dan setiap panen hasil bumi berupa padi, masyarakat melaksanakan Mesiwah Pare Gumboh (MPG).


Hide Ads