Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P Hutajulu menyebut, kelebihan pasokan listrik (over supply) di Jawa-Bali bisa segera diselesaikan. Dia menyebut, persoalan kelebihan pasokan listrik tersebut rampung tahun depan.
"Tahun depan sudah selesai itu," katanya di Jakarta, Jumat (4/10/2024).
Dia mengatakan, selesainya persoalan tersebut mempertimbangkan pertumbuhan konsumsi listrik yang cukup tinggi. "Dengan growth yang cukup tinggi ini saya kira akan teratasi dalam waktu dekat ya," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awal tahun lalu, Jisman mengatakan, Jawa dan Bali mengalami kelebihan pasokan listrik. Tak tanggung-tanggung, kelebihan pasokan listrik mencapai 4 gigawatt (GW).
"Mungkin bapak ibu di media sudah mengetahui Jawa Bali itu over capacity masih ada 4 GW," katanya di kantornya, Jakarta, Kamis (18/1).
Saat itu, dia mengatakan, pihaknya berupaya agar operasi beberapa pembangkit baru mundur 2-3 tahun.
"Jadi beberapa pembangkit 2-3 tahun diupayakan agak mundur COD supaya tidak menumpuk take or pay, supaya tidak lebih suffer lagi PLN-nya," katanya.
Untuk diketahui, penambahan pembangkit pada 2023 sebanyak 4.182,2 MW. Tambahan pembangkit ini lebih tinggi di atas target RUPTL 2023 3.886 MW. Dia menjelaskan, program 35.000 MW dibuat dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 7-8%. Namun, target pertumbuhan ekonomi ini tidak tercapai karena adanya pandemi COV1D-19.
"Karena apa memang dulunya di program 35 ribu MW pertumbuhan itu kita asumsikan 7-8% dengan pandemi COVID dan ini nggak mencapai 7-8%, dan kita dorong waktu itu penambahan pembangkit," jelasnya.
(acd/ara)