RI Lelang 6 Ladang Migas Jelang Tutup Tahun, Segini Potensinya

Heri Purnomo - detikFinance
Selasa, 03 Des 2024 15:03 WIB
Foto: Ilyas Fadilah/detikcom
Jakarta -

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melelang 6 wilayah kerja migas (WK Migas) tahun 2024 tahap II. Enam WK tersebut terdiri dari 5 WK migas melalui penawaran langsung dan 1 WK melalui lelang reguler.

Enam WK Migas tersebut yakni Air Komering, Serpang, Kojo, Binaiya, Gaea, dan Gaea II.

Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Dadan Kusdiana mengatakan 6 WK yang ditawarkan memiliki total potensi sekitar 48 miliar barel setara minyak. Dengan dilelangnya 6 WK tersebut, maka total ada 11 WK yang telah ditawarkan pada tahun ini.

"Tentunya hal ini menjadi capaian yang luar biasa. Pemerintah Indonesia terus berkomitmen untuk mendukung kegiatan hulu migas di tanah air dengan melakukan pembenahan pengelolaan usaha migas," ujar Dadan pada acara Media Briefing SKK Migas di Gedung City Plaza, Jakarta, Selasa (3/12/2024).

Akses dokumen penawaran lelang wilayah kerja migas tahap II tahun 2024 telah dibuka pada tanggal 3 Desember 2024 dengan batas akhir pemasukan dokumen penawaran untuk lelang reguler adalah 10 April 2025 sedangkan untuk lelang penawaran langsung adalah 17 Januari 2025. Pemerintah mengundang para investor dan perusahaan minyak dan gas bumi yang memiliki kemampuan dan komitmen memenuhi persyaratan untuk mengikuti lelang ini.

Dadan juga menyampaikan terobosan yang dilakukan pemerintah dalam lelang WK kali ini adalah bagi hasil atau split yang lebih besar, dan persyaratan bonus tanda tangan yang lebih rendah.

"Bagi hasil atau split untuk kontraktor yang ditawarkan yaitu mencapai 45-50%. Dulu sebelumnya adalah di sekitar angka 15-30%. Terima kasih Pak Menteri untuk dorongan untuk memberikan insentif terus, supaya memang sisi hulu ini bisa bergerak lebih cepat dan lebih besar," jelas Dadan.

Selanjutnya, Dadan menyampaikan bonus tanda tangan yang dipersyaratkan juga relatif jauh lebih rendah, yaitu berkisar antara US$ 200.000 sampai US$ 300.000. "Hal ini juga lebih rendah juga dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya," katanya.




(acd/acd)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork