Lembaga riset energi internasional Rystad Energy buka-bukaan soal bagaimana Indonesia bisa mencapai swasembada energi di tengah produksi minyak dan gas yang terus menyusut.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan bahwa hingga pertengahan Desember 2024, produksi minyak dalam negeri tercatat sebesar 602.278 barrel per hari. Angka ini masih jauh di bawah target 635.000 barrel per hari untuk tahun 2024.
Country Head Indonesia Rystad Energy Sofwan Hadi menjelaskan untuk bisa mencapai swasembada energi perlu adanya perubahan pola masyarakat Indonesia dalam mengkonsumsi energi.
Menurutnya selama ini Indonesia ketika berbicara tentang swasembada energi adalah bagaimana cara meningkatkan produksi migas itu sendiri. Padahal pola konsumsi energi juga bagian penting dalam swasembada energi.
"Artinya kita ngomongin yang kita pakai dan yang kita ambil. Kalo yang kita pakai dikit dan yang kita ambil banyak. Maka itu swasembada. Cuma kita itu tidak pernah ngomongin soal yang kita pakai itu. Kita selalu menuntut pemerintah untuk selalu produksi lebih dan banyak," katanya dalam diskusi melanjutkan Upaya Mewujudkan Ketahanan Energi Untuk Capai Cita-Cita Indonesia Emas di Jakarta, Selasa (17/12/2024).
Sofwan menyampaikan bahwa jika pola pikir tersebut tidak dirubah, maka yang ada Indonesia akan selalu kekurangan energi. Ujung-ujungnya kata Sofwan, Indonesia akan impor energi.
"Begitu produksi lebih akhirnya kebutuhan kita lebih lagi. Akhirnya ya itu solusinya impor. Karena kebutuhan kita yang terus meningkat," katanya.
Sementara untuk pemerintah, Sofwan menegaskan perlu adanya penguatan infrastruktur dalam memproduksi migas. Selain itu juga mengeluarkan kebijakan yang dapat menggaet investor untuk melakukan eksplorasi terhadap sumur-sumur migas besar yang ada di Indonesia.
"Kita memaksa pemerintah untuk terus produk, Resources nya ada, potensi banyak. Tapi untuk mendevelop itu kita terkendala sama uang juga," katanya.
Sementara berdasarkan Data BPS selama Januari-September 2024 ini, impor migas RI tercatat sudah mencapai US$ 26,74 miliar.
Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023, yang mencatatkan impor migas sebesar US$ 25,76 miliar.
Simak juga Video 'Prabowo Siap Dorong Ekonomi Hijau, Inklusi & Keberlanjutan Bersama!':
(rrd/rrd)