Pasokan Gasnya ke Eropa Diputus Ukraina, Rusia Buka Suara

Pasokan Gasnya ke Eropa Diputus Ukraina, Rusia Buka Suara

Andi Hidayat - detikFinance
Jumat, 03 Jan 2025 10:46 WIB
Pipe systems and shut-off devices at the gas receiving station of the Nord Stream 2 in Lubmin, Germany, Wednesday, Sept.28, 2022. Baltic Sea pipeline and the transfer station of the Eugal gas pipeline (foreground -European Gas Link. (Stefan Sauer/dpa via AP)
Foto: Stefan Sauer/dpa via AP
Jakarta - Otoritas Pemerintah Rusia buka suara terkait penghentian transmisi ekspor gas ke Eropa melalui Ukraina. Diketahui, Kiev menolak memperpanjang perjanjian antara Gazprom Rusia dan Naftogaz Ukraina serta Operator Sistem Transmisi Gas Ukraina pada 1 Januari 2025.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Rusia, Maria Zakharova menuturkan, otoritas Ukraina menghentikan pasokan gas Rusia ke penduduk Eropa kendati secara kontrak, Gazprom memiliki kewajiban untuk tetap memasok gasnya.

"Langkah untuk menghentikan pasokan sumber energi Rusia yang kompetitif dan ramah lingkungan ini mengurangi potensi ekonomi Eropa dan sangat memengaruhi kualitas hidup warga Eropa," kata Zakharova dikutip dari laman resmi Kementerian Luar Negeri Federasi Rusia, Jumat (3/1/2025).

Zakharova mengatakan Jerman yang menjadi korban pertama dari langkah yang dilakukan Ukraina. Menurutnya, negara tersebut akan dipaksa membeli gas alam dengan harga yang jauh lebih tinggi setelah ledakan jaringan pipa Nord Stream 1 dan Nord Stream 2.

Selain itu, ia juga mengatakan Jerman mulai menutup sejumlah fasilitas industri. Tak hanya itu, Zakharova juga menyebut beberapa negara Uni Eropa juga diperkirakan menanggung konsekuensi yang sama.

"Sekarang negara-negara lain yang pernah menjadi bagian dari Uni Eropa yang berkembang pesat dan independen juga akan menanggung konsekuensi dari sponsor AS," ungkapnya.

Zakharova menyebut, keputusan Ukraina diduga dilatarbelakangi persoalan geopolitik yang turut didukung Amerika Serikat. Dalam hal ini, ia menyebut AS dan Ukraina menjadi pihak yang paling bertanggung jawab atas dampak penghentian pasokan gas Rusia.

"Tanggung jawab atas penghentian pasokan gas Rusia sepenuhnya berada di tangan Amerika Serikat, rezim boneka Kiev, dan otoritas negara-negara Eropa yang lebih memilih dukungan finansial untuk ekonomi Amerika daripada kesejahteraan warga negaranya," tutupnya.

Diketahui, Ukraina resmi memutus aliran gas Eropa yang melalui wilayahnya mulai 1 Januari lalu. Ekspor gas Rusia melalui jaringan pipa era Soviet, yang mengalir melalui Ukraina dihentikan tepat pukul 05.00 waktu setempat.

Melansir dari Reuters, Kamis (2/1/2025) hal ini menyusul perjanjian transit gas antara Moskwa dan Kyiv yang tak diperpanjang. Hal tersebut juga menandai berakhirnya era pasokan gas Rusia ke Eropa via Ukraina.

Perusahaan Gas Rusia Gazprom penghentian rute gas ini tidak akan berdampak pada harga bagi konsumen di Uni Eropa. Kondisi ini berbeda dengan 2022 lalu saat perang Rusia Ukraina dimulai dan Moskow dikenakan sanksi.

Saat itu pasokan gas Rusia menurun drastis karena menjadi alat pembalasan dendam Rusia. Alhasil, menyebabkan harga menyentuh rekor tertinggi, memperburuk krisis biaya hidup, hingga memukul daya saing blok tersebut. (rrd/rrd)


Hide Ads