Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meyakini Indonesia akan terbebas dari impor Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya jenis Solar. Hal itu karena pemerintah mendorong peningkatan penggunaan biodiesel hingga mencapai 50% atau B50 pada 2026.
Bahlil mengatakan B40 sudah berlaku mulai 1 Januari 2025. Sambil itu berjalan, pemerintah sedang menyiapkan implementasi B50 di 2026 untuk mengurangi konsumsi Solar dan sebagai bagian dari ketahanan energi.
"Jadi implementasi B40 di 2025, sambil mempersiapkan implementasi B50 di 2026. Kalau ini dilakukan, maka impor kita terhadap Solar insyaallah dipastikan sudah tidak ada lagi di 2026. Jadi sekaligus ini bagian dari perintah presiden tentang ketahanan energi," kata Bahlil dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Jumat (3/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan penetapan B40, kuota biodiesel pada 2025 ditetapkan menjadi 15,6 juta kilo liter (KL). Jumlah itu naik 20% dari realisasi penyerapan B35 pada 2024 yang mencapai 12,98 juta KL.
"B35 itu menghasilkan kurang lebih sekitar 12,98 juta KL dan ini meningkat menjadi 15,6 juta KL," beber Bahlil.
Bahlil menyebut pihaknya akan terus memperbaiki kadar air dari implementasi pencampuran biodiesel ini.
"Ada beberapa yang harus kita lakukan, kami sekarang lagi menyusun agar kadar airnya betul-betul bisa diperbaiki. Sekarang 320, masih ada langkah-langkah yang harus kita lakukan terkait transportasi karena kita akan meningkatkan spek kapal sehingga kadar airnya betul-betul seminimal mungkin," jelasnya.
(aid/fdl)