Indonesia Battery Corporation (IBC) mengungkapkan investasi proyek baterai sel dari Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL) ternyata baru separuh. Kesepakatan investasi tersebut sebesar Rp 1,2 miliar.
Direktur Utama IBC Toto Nugroho mengatakan, total investai yang digelontokan oleh perusahaan asal China itu seharusnya dipergunakan untuk produksi baterai sel dengan kapasitas 15 Giga Watt Hour (GWH).
"Namun dari ODI (Overseas Direct Investment) approval yang kami peroleh dari mereka saat ini baru setengahnya. Jadi sekitar 6,9 GW atau US$ 417 juta," kata Toto, dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi XII DPR RI di Senayan, Jakarta, Senin (17/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Toto mengatakan, saat ini IBC dalam proses negosiasi dan komunikasi dengan CATL untuk mencari solusinya.
"Ada satu hal yang perlu kami laporkan bahwa long stop date. Jadi yang istilahnya kesepakatan kita itu harus selesai di tanggal 28 Februari, which is sudah sangat dekat. Ini kita memerlukan banyak sekali dokumen-dokumen yang harus mereka lengkapi supaya kita mendapatkan kepastian terhadap investasi," ujarnya.
Selain itu, Toto juga akan emminta kepastian off-take agreement dari CATL. Dalam hal ini, CATL juga seharusnya menyampaikan draft atas Bankable Feasibility Study pada tanggal 21 Januari 2025.
"Namun kembali, beberapa informasi terkait detail dari dokumen itu masih sangat kita butuhkan. Jadi secara garis besar itu yang dapat kami sampaikan untuk yang baterai sale sendiri. Recycle nanti kami bahas Pak, tapi karena proses ini baru bisa dilakukan di tahun 2028," terang Toto.
Simak juga Video 'RI Pasok Komponen Baterai EV untuk Tesla Januari 2025':