Kilang Pertamina Internasional (KPI) menyelesaikan pembangunan dua unit tangki raksasa di Lawe-Lawe, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Pembangunan ini menjadi bagian penting dari proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan-Lawe-Lawe, yang bertujuan memperkuat manajemen inventori minyak mentah dan memperluas kapasitas pengolahan kilang nasional.
Pjs. Corporate Secretary KPI, Milla Suciyani, mengatakan dua tangki baru tersebut memiliki peran strategis dalam sistem logistik dan penyimpanan bahan baku minyak mentah.
"Tangki ini merupakan tangki terbesar di regional Asia Tenggara. Satu tangki memiliki kapasitas sebesar 1 juta barel. Dengan pembangunan dua tangki maka terdapat tambahan kemampuan inventori Kilang Balikpapan sebanyak 2 juta barel," kata Milla, Selasa (8/10/2025).
Tangki raksasa ini memiliki diameter 110 meter, dengan luas alas melebihi lapangan sepak bola dan setara dengan 47 lapangan padel standar.
Konstruksinya menggunakan plat baja setebal 43 mm dan total pengelasan mencapai 20 kilometer per tangki.
Milla menjelaskan, Terminal Lawe-Lawe memiliki fungsi vital sebagai tempat penyimpanan bahan baku sebelum dikirim ke Kilang Balikpapan untuk diolah.
"Di terminal ini terdapat tangki-tangki penyimpanan bahan baku minyak mentah sebelum dikirimkan ke Kilang Balikpapan untuk diolah," jelasnya.
Terminal tersebut juga didukung fasilitas Single Point Mooring (SPM) - dermaga terapung untuk menampung kapal tanker pengangkut minyak mentah berkapasitas hingga 320.000 DWT.
"Pengoperasian SPM baru ini akan meningkatkan fleksibilitas pengiriman minyak mentah, karena sebelumnya Kilang Balikpapan juga telah mengoperasikan SPM dengan kapasitas 150.000 DWT," ujar Milla.
SPM baru dihubungkan ke Terminal Lawe-Lawe dengan pipa berdiameter 52 inci sepanjang 20,2 km, yang terdiri atas 13,9 km jalur laut dan 6,3 km di darat.
Selain itu, proyek RDMP Balikpapan juga telah menyelesaikan pembangunan pipa penyalur minyak mentah 20 inci sepanjang 18,9 km dari Lawe-Lawe ke kilang Balikpapan.
Pembangunan tangki dimulai sejak Oktober 2019, dan pengisian perdana minyak mentah dijadwalkan awal November 2025.
"Seluruh proyek yang dilaksanakan di Lawe-Lawe juga memberikan dampak pada pemakaian produk dalam negeri. Tercatat angka TKDN proyek Lawe-Lawe periode sampai Desember 2024 di angka 40,49 persen," ungkap Milla.
Tangki Lawe-Lawe menjadi bagian penting dari upaya peningkatan kapasitas pengolahan Kilang Balikpapan dari 260 ribu barel per hari menjadi 360 ribu barel per hari.
Selain meningkatkan efisiensi penyimpanan, fasilitas ini memperkuat pengelolaan bahan baku dan mendukung produksi bahan bakar berkualitas tinggi.
"Ini adalah langkah nyata KPI dalam mendukung pengembangan industri migas nasional yang modern dan berkelanjutan serta memberikan dampak positif bagi ketahanan energi nasional," tandas Milla.
Sementara itu, Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menyatakan bahwa Pertamina terus memperkuat infrastruktur energi nasional melalui proyek strategis RDMP.
"Kilang-kilang Pertamina telah memenuhi 70 persen kebutuhan BBM dalam negeri. Dengan beroperasinya RDMP Balikpapan, didukung tangki raksasa Lawe-Lawe, akan meningkatkan kekuatan Pertamina untuk memasok BBM secara nasional," kata Fadjar.
Menurut Fadjar, keberadaan tangki raksasa Lawe-Lawe menjadi simbol baru kemandirian energi nasional dan tonggak menuju swasembada energi Indonesia.
Simak Video "Video: Eks Kepala PCO Hasan Nasbi Jadi Komisaris Pertamina"
(mpr/ega)