Bahlil: Sekarang Kita Masuk ke B50, Jangan Mau Diatur Pengusaha

Heri Purnomo - detikFinance
Jumat, 24 Okt 2025 12:56 WIB
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia/Foto: Heri Purnomo/detikcom
Jakarta -

Pemerintah berencana menerapkan penggunaan campuran biodiesel pada Bahan Bakar Minyak (BBM) solar sebesar 50% atau B50 tahun depan. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan sedang dilakukan uji tes B50 dan sudah hampir selesai.

"Kita juga ke depan di tahun 2025, sudah akan kita masuki untuk dari B40 menjadi B50, dan sekarang tesnya sudah mau final," kata Bahlil dalam Upacara Peringatan Hari Pertambangan dan Energi Ke-80 di Monas, Jakarta, Jumat (24/10/2025).

Bahlil mengapresiasi langkah Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) dalam program B40 yang tengah berjalan. Ia meminta agar tetap konsisten melanjutkan kebijakan energi berbasis biodiesel sebagai hasil olahan Crude Palm Oil (CPO), tanpa mudah dipengaruhi pihak-pihak tertentu, termasuk pengusaha.

"Sekarang kita masuk ke B50. Harus kita konsisten terus. Jangan mau diatur oleh pengusaha. Pengusaha tidak boleh mengatur negara. Yang mengatur pengusaha adalah negara. Tetapi nggak boleh negara zolim sama pengusaha. Kita membutuhkan pengusaha dan pengusaha juga membutuhkan negara. Di situlah esensi daripada kolaborasi yang baik antara pengusaha dan pemerintah. Negara yang baik adalah negara yang mampu membina pengusahanya," katanya.

Sebelumnya, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menilai rencana B50 dapat menimbulkan dampak negatif bagi industri maupun ekosistem pendukungnya.

Kompartemen Hubungan Stakeholders Bidang Sustainability GAPKI, Agam Fatchurrochman mengatakan ini akan mengakibatkan ekspor sawit Indonesia anjlok dan program peremajaan sawit rakyat bakal terhenti.

"Kami di industri sawit ini sebenarnya sudah melihat bahwa dinaikannya dari B40 menjadi B50 ini tidak sehat. Tidak sehat bagi pasar, tidak sehat bagi BPDPKS, ekspor Indonesia akan anjlok dan peremajaan sawit rakyat bisa berhenti dan segalanya," ujar Agam dalam acara dari 'Limbah Menjadi Anugerah' di Jakarta, Rabu (22/10/2025).

Menurut Agam daripada memaksakan peningkatan kadar campuran biodiesel, pemerintah sebaiknya mendorong pengembangan bioenergi menjadi biometana.

Biometana merupakan energi bersih yang dihasilkan dari limbah pertanian, residu industri, dan kotoran ternak. Hal ini dikarenakan pengelolaan limbah produktif yang menekan emisi metana dan meningkatkan ekonomi lokal.

"Jadi lebih baik kalau bisa B40 diturunkan, tetapi yang didorong adalah bioenergi atau biometana ini," kata Agam.

Tonton juga Video: Inovasi Minyak Goreng Bekas Jadi Biodiesel-Bahan Bakar Pesawat




(ara/ara)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork