Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara buka suara terkait PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) yang dikabarkan bakal ikut dalam proyek waste to energy (WTE) atau sulap sampah jadi listrik. Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir memastikan TOBA tak bakal ikut dalam proyek tersebut dan hal ini sudah diumumkan perusahaan beberapa waktu lalu.
"Kan TOBA nggak ikutan. Ada list-nya dan juga, tahun lalu kalau saya nggak salah, teman-teman TOBA udah declare tidak bakal ikutan untuk proyek yang menyangkut WTE Danantara," kata Pandu saat ditemui di Wisma Danantara, Jakarta Selatan, Senin (3/11/2025).
Di tempat yang sama, Managing Director Investment Danantara, Stefanus Ade mengatakan Danantara telah mengantongi 24 nama Daftar Penyedia Terseleksi (DPT) dari berbagai negara, misalnya China, Jepang, dan Eropa. Sebanyak 24 perusahaan tersebut telah memiliki pengalaman yang panjang terkait sulap sampah jadi listrik.
Stefanus mengatakan, setiap perusahaan akan diminta untuk mencari mitra lokal guna membentuk konsorsium yang akan mengikuti tender di masing-masing kota. Rencananya tender tersebut dilakukan pada 6 November di tujuh kota.
"Supaya ada transfer knowledge, transfer technology, supaya pemain-pemain lokal, baik pemain yang biasa di industri power generation, atau pemain yang terlibat di bidang renewable energy, bisa belajar dan ber-partner dengan pemain-pemain ini," katanya.
Sebagai informasi, PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) telah melakukan serangkaian aksi korporasi dengan mengakuisisi perusahaan asal Singapura tahun ini, yakni Sembcorp Environment Pte Ltd dan Sembcorp Enviro Facility Pte. Ltd. Akuisisi ini dilakukan untuk memperkuat portofolio TOBA dalam mengelola sampah.
Head of Corporate Finance & Investor Relations TOBA, Mirza Rinaldi Hippy menjelaskan bisnis ini dilakukan perseroan sejak Agustus 2023 yang ditandai dengan mengakuisisi Asian Medical & Bioservices. Perusahaan ini memiliki portofolio dalam manajemen sampah medis dengan kapitalisasi pasar sebesar 55-90%.
"Ada angle yang kita suka dari aset ini yaitu element waste to energy, di mana dari sampah yang kita collect, kita bakar. Dari hasil pembakaran itu menghasilkan steam, steam-nya itu kita jual lagi ke kawasan industri di Singapura selama 20 tahun. And obviously kita menyukai bisnis yang memiliki karakteristik stable revenue generating. Jadi, bidang-bidang infra like bisnis seperti PLTU," jelas Mirza dalam diskusi terbatas di Kantor TBS Energi Utama, Jakarta Selatan, Rabu (30/7/2025).
(ara/ara)