×
Ad

Kurangi Ketergantungan Diesel, Industri Tambang Mulai Lirik Energi Surya

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Selasa, 18 Nov 2025 10:42 WIB
Tenaga Surya/Foto: Dok. Istimewa
Jakarta -

Industri tambang mulai beralih ke energi bersih untuk menekan ketergantungan pada genset diesel yang selama ini mendominasi operasional di wilayah off-grid. Penggunaan energi surya dipadukan penyimpanan baterai jadi salah satu solusi yang kini mulai banyak diadopsi.

SUN Energy mendorong penerapan konsep green mining lewat integrasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Battery Energy Storage System (BESS), hingga elektrifikasi armada dan pengelolaan air berkelanjutan. Perusahaan ini sudah mengimplementasikan teknologi energi bersih di lebih dari 15 lokasi tambang di Indonesia.

"Transisi menuju green mining bukan hanya soal mengganti sumber energi, tetapi membangun fondasi baru bagi industri yang efisien, rendah emisi, dan berketahanan jangka panjang. Melalui inovasi teknologi energi bersih dan rendah emisi, SUN Energy bersama ekosistem bisnis kami siap berkomitmen menjadi katalis transformasi industri tambang Indonesia menuju industri yang lebih hijau dan berkelanjutan," ujar CEO SUN Energy, E. Jefferson Kuesar dalam keterangannya, Selasa (18/11/2025).

Sebagian besar tambang di Indonesia masih mengandalkan diesel yang bisa menyumbang 25-40% dari total biaya operasional. Pada tambang dengan intensitas energi tinggi, porsinya bahkan bisa mendekati 50%. Sistem PLTS-BESS dirancang untuk memenuhi kebutuhan listrik 24 jam sekaligus menekan konsumsi bahan bakar dan biaya logistik energi. Energi yang dihasilkan siang hari bisa disimpan dan digunakan pada malam hari.

Di sejumlah lokasi tambang, teknologi Solar PV Roll Up juga mulai diterapkan. Sistem ini bisa dibongkar-pasang dan dipindahkan antar lokasi, membuatnya cocok untuk kebutuhan eksplorasi maupun produksi yang berpindah-pindah.

Di sektor transportasi, elektrifikasi kendaraan operasional mulai dikembangkan melalui SUN Mobility. Model layanan Fleet-as-a-Service (FaaS) mengintegrasikan kendaraan listrik dan infrastruktur pengisian daya di area tambang. Elektrifikasi disebut mampu menurunkan emisi sekaligus mengurangi biaya perawatan dan konsumsi bahan bakar. Pada akhir 2025, puluhan kendaraan listrik dijadwalkan mulai beroperasi di salah satu perusahaan tambang besar.

Selain itu, solusi pengelolaan air berkelanjutan juga diterapkan melalui NIRA. Teknologi ultrafiltration dan reverse osmosis digunakan untuk memurnikan dan mendaur ulang air proses di tambang, seperti yang dilakukan di PT Berau Coal.

Dorongan menuju green mining ini sejalan dengan komitmen pemerintah mencapai Net Zero Emission 2060 dan penerapan Good Mining Practice sesuai UU Nomor 3 Tahun 2020. Pendekatan ini menekankan pengelolaan lingkungan, reklamasi, hingga pascatambang yang lebih bertanggung jawab.

Integrasi PLTS, BESS, elektrifikasi armada, serta daur ulang air diharapkan dapat memperkuat efisiensi, menekan emisi, dan meningkatkan daya saing sektor tambang di tengah tren energi bersih global.

Simak juga Video 'Dirut PLN Ungkap Strategi Ciptakan Listrik dari Energi Hijau':




(fdl/fdl)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork