Komisi XII DPR RI menyebut penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi masih tidak tepat sasaran. Hal ini diungkap berdasarkan temuan lapangan, solar subsidi dapat dinikmati pengguna mobil keluaran tahun terbaru.
Anggota Komisi XII DPR RI, Syarif Fasha mengungkap BBM jenis solar subsidi banyak dinikmati Pajero hingga Fortuner keluaran teranyar. Seharusnya, mobil-mobil tersebut mengkonsumsi BBM jenis Dexlite atau Pertamina Dex.
"Terkait dengan aturan yang hanya menyebutkan jumlah CC mobil yang boleh beli Pertalite, yang boleh beli solar. Ditambahkan harusnya tahun mobil, jangan sampai ada mobil, yang saya sampaikan tadi, mobil Fortuner tahun 2025, mobil Pajero tahun 2025 tetapi dia bisa beli solar," ungkap Pasha dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (24/11/2025).
Ia menilai, hal ini terjadi lantaran aturan dan pengawasan yang kurang ketat, utamanya tentang QR. Pasalnya, QR ini yang sengaja ditempelkan ke kendaraan yang tidak sesuai oleh pemiliknya.
"Saat ini makin ditambah kuota, makin banyak bisnis pelangsir-pelangsir BBM yang dilakukan oleh mobil-mobil yang sudah tua, keluar, kemudian mobil-mobil truk, itu melangsir, dan dia memiliki satu mobil itu barcode, dua sampai tiga barcode dengan jenis mobil yang sama. Ini yang perlu diterbitkan terkait barcode," ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Wahyudi Anas, mengaku pihaknya telah menjalankan fungsi pengawasan. Hingga saat ini, BPH Migas telah memblokir 311 ribu QR code yang diduga melanggar.
"Hampir sudah 311 ribu itu QR itu diblokir. Untuk pengurusan kembali, itu verifikasinya sangat ketat. Itu dikerjakan terintegrasi antara Pertamina Patra dan BPH," ungkap Wahyudi.
Ia mengungkap modus pelanggaran konsumen tersebut. Wahyudi mengatakan, konsumen yang membeli solar subsidi berpelat Sumatera membeli BBM di wilayah Jawa dan Kalimantan.
"QR ini rata-rata pelat Sumatera belinya di Jawa Timur, di Kalimantan, atau di Jawa Tengah dan seterusnya," jelasnya.
Selain itu, mobil-mobil ini juga kadang menggelapkan pelat nomornya. Wahyudi menjelaskan, mobil tersebut biasa menggunakan pelat palsu saat membeli, kemudian menggantinya ketika keluar dari SPBU.
"Beberapa kondisi munculnya QR yang secara kondisi fisik kendaraannya tidak terjadi dan biasanya cetak plat nomor, dipasang kembali, masuk-keluar SPBU," pungkasnya.
Simak Video "Video: Rumah Penimbun BBM di Pangkep Digerebek, 2 Ton Solar Diamankan"
(ara/ara)