Bahkan, Direktur Pembiayaan Ovo Harianto Gunawan mengatakan bahwa Ovo menjadi salah satu penyedia fintech yang menjadi pilot alias salah satu pihak yang membantu membuat infrastruktur QR Code yang seragam.
"QR inter-oop bisa dilakukan semua pihak, kami sangat mendukung Ovo sendiri menjadi salah satu yang ikut jadi pilot juga, kami bersama player lain kita berkolaborasi bersama antar industri untuk membuat infrastruktur QR inter-oop ini," ungkap Harianto di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (23/4/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harianto menyebutkan pihaknya akan mengikuti instruksi BI. Dia mengatakan pihaknya akan membantu pihak BI untuk menyempurnakan infrastruktur QR Code ini.
"Kami akan ikuti dan support apapun instruksi BI. Kami terus kolaborasi dan kerja sama agar bisa memastikan secara industri ready untuk diimplementasikan," ungkap Harianto.
Lebih lanjut Harianto mengatakan standarisasi QR Code ini mendorong efektifitas dalam industri fintech. Semua pengguna fintech tak perlu lagi bekerja sama dengan banyak pihak dan mengeluarkan investasi tambahan.
"Tujuan inter-oop ini ya sharing infrastruktur mereka nggak harus kerja sama dengan banyak player, satu QR bisa digunakan oleh semua pelaku payment fintech ataupun perbankan. Jadi sharing infrastruktur nggak semua orang mesti invest sendiri-sendiri jadi efektif," ungkap Harianto.
Sebelumnya, BI tengah melakukan proses uji coba standardisasi alat pembayaran QR Code yang diberi nama QRIS atau QR Code Indonesia Standard. Rencananya, implementasi QR Code seragam ini akan dilakukan pada kuartal II tahun ini. (dna/dna)