Survei yang diterbitkan oleh Bank of International Settlements menyebutkan jika ada 86% dari 65 bank sentral yang menjadi responden sedang membentuk central bank digital currency (CDBC) baik penelitian, konsep hingga pengembangan percontohan.
Mengutip CNBC Deputi Gubernur Bank Italia, Piero Cipollone mengungkapkan fokus CDBC ini adalah terkait transformasi dari uang tunai. Namun dia menyebut hal ini bisa merusak salah satu fungsi dasar bank sentral.
"Saat ini ketika uang tunai makin jarang digunakan oleh pelanggan dan pedagang karena beralih ke digitalisasi," kata dia dikutip dari CNBC, Senin (15/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Anggota Bank Sentral Eropa Benoit Coeure mengungkapkan jika CBDC ini harus dianggap sebagai uang kertas. Namun dengan infrastruktur yang modern. Namun menurut dia, penggunaan uang tunai yang mulai berkurang tak berarti menjadi alasan yang kuat untuk menggunakan mata uang digital.
Baca juga: Bitcoin Legal atau Ilegal di RI? |
Kepala Asia Pasifik di Firma Strategi Exante Data Grant Wilson mengungkapkan penelitian CBDC ini lebih cepat dilakukan ketika Facebook mulai terlibat dalam proyek uang digital Diem (dulunya Libra).
"Saat itu bank sentral mulai sadar jika mereka sudah terancam. Jadi jika memang tak bisa mengalahkan mereka maka bergabunglah dengan mereka. Itu sangat jelas setelah Libra diumumkan," jelas dia.
Manfaat uang digital ini disebut-sebut lebih banyak dibandingkan uang konvensional. Misalnya pembayaran instan, penyelesaian yang lebih cepat, biaya transaksi rendah terutama untuk pembayaran cross border.
Selain itu inklusi keuangan juga bisa meningkat. Memang CBDC ini berbeda dengan cryptocurrency pribadi, nantinya CBDC akan tersentralisasi dan setiap unit mata uang digital akan memiliki nilai yangs ama dengan satu unit uang tunai.
Memang belum ada konsensus bagaimana CBDC akan diterbitkan. Sama seperti cara uang tunai yang diterbitkan bank sentral. CBDC ini akan didistribusikan melalui sistem bank sentral menerbitkan token yang diteruskan ke bank komersial.
Setiap transaksi akan dicatat pada buku besar digital yang dipegang bank sentral, tetapi uang akan disimpan di bank komersial dalam dompet digital unik untuk setiap pengguna.