Harga Bitcoin tak henti-hentinya mencetak rekor. Harga mata uang kripto tersebut pada sore kemarin sudah menembus level US$ 51.715 atau setara Rp 727 juta (kurs Rp 14.060) menjadikannya rekor baru sejak awal tahun.
Sejak beberapa minggu ini Bitcoin memang terus menerus cetak rekor. Sebelumnya, di minggu-minggu awal Februari Bitcoin mencetak rekor ke level Rp 600 jutaan per keping, hari ini kembali cetak rekor ke Rp 700 jutaan per keping. Begini 3 fakta menariknya.
1. Pergerakan Harga Bitcoin
Bitcoin memang memiliki pergerakan harga yang sangat signifikan. Sebab sekitar 9 tahun yang lalu harga Bitcoin masih sekitar Rp 45 ribu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut catatan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) harga Bitcoin pada 2012 sekitar US$ 5-7. Jika dikalikan kurs saat itu sekitar Rp 9.000 maka harga 1 Bitcoin sekitar Rp 45.000-63.000.
Kemudian, pada 2013 harga Bitcoin naik dalam rentang US$ 10-US$ 300. Lalu di 2014 naik lagi menjadi US$ 700 meskipun di akhir tahun juga turun lagi ke posisi US$ 300. Pada 2015 kembali turun ke US$ 200 dan di akhir 2015 kembali naik ke posisi US$ 420 per coin.
Di 2016-2017 harga Bitcoin melambung tinggi ke posisi US$ 9.556. Bahkan di akhir 2017 sempat menyentuh level US$ 20.000.
Sementara di 2018 Bitcoin turun drastis dari posisi US$ 13.657 ke posisi US$ 3.742 di akhir tahunnya. Kemudian di 2019 mulai kembali merangkak naik dari US$ 3.843 ke posisi US$ 7.193 per coin.
Kenaikan drastis kembali terjadi di 2020 dari awal tahun di posisi US$ 8.440 naik menjadi US$ 29.001 di akhir 2020. Kenaikan pun berlanjut hingga 2021 berada di posisi US$ 48.149, naik hampir 2 kali lipat.
2. Diincar Investor
Dari catatan detikcom, menurut laporan dari CNN, investor berhasil membuat harga Bitcoin makin naik selama pandemi COVID-19. Apalagi dengan kebijakan suku bunga rendah dari bank sentral AS juga membuat dolar AS melemah.
Investor menilai jumlah Bitcoin yang terbatas bisa membuat harga terus meningkat. Ketika harga bitcoin melonjak ke level tertinggi sepanjang masa maka banyak investor besar yang menimbunnya dan perusahaan besar akan membantu meningkatkan harga bitcoin.
3. Perusahaan Borong Bitcoin
Pabrikan kendaraan listrik Tesla menjadi salah satunya, bahkan mereka menyatakan akan menerima mata uang digital sebagai pembayaran mobilnya.
Tesla juga menjadi perusahaan mobil yang lebih banyak memegang uang dalam bentuk bitcoin daripada uang tradisional.
Beberapa waktu lalu, Mastercard mengumumkan akan mendukung mata uang kripto seperti Bitcoin dalam jaringannya pada akhir tahun 2021.
Dilansir dariu.today.com, perusahaan teknologi bisnis MicroStrategy juga akan mengikuti langkah memborong Bitcoin. Perusahaan telah mengumumkan bahwa mereka berencana untuk menawarkan obligasi sebesar US$ 600 juta atau sekitar Rp 8,4 triliun (kurs Rp 14.000) untuk memodali pembelian Bitcoin.
Perusahaan berencana menggunakan penawaran hutang baru ini untuk meningkatkan cadangan Bitcoin-nya secara signifikan. MicroStrategy saat ini memiliki 71.079 keping Bitcoin yang bernilai hampir US$ 3,5 miliar atau sekitar Rp 49 triliun.
Tonton Video: Membaca Dampak yang Timbul Usai Elon Musk Investasi ke Bitcoin