Ada Tambang Raksasa Bitcoin di Tepi Sungai, Bagaimana Cara Kerjanya?

Ada Tambang Raksasa Bitcoin di Tepi Sungai, Bagaimana Cara Kerjanya?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 10 Mar 2021 12:02 WIB
Employees work on bitcoin mining computers at Bitminer Factory in Florence, Italy, April 6, 2018. Picture taken April 6, 2018. REUTERS/Alessandro Bianchi
Ilustrasi/Foto: Reuters
Jakarta -

Sekitar 4.000 kilometer dari Moskow, Rusia, tepatnya dekat tepi Sungai Angara, sebuah perusahaan yang mengoperasikan pusat data besar didirikan. Pusat data ini dibuat untuk menambang mata uang kripto, salah satunya Bitcoin.

Seperti diketahui, Bitcoin bukan cuma bisa didapatkan melalui cata trading alias perdagangan. Menambang atau mining menjadi salah satu opsi untuk mendapatkan mata uang kripto ini. Mining sendiri merupakan proses memverifikasi transaksi Bitcoin dan menciptakan Bitcoin baru.

Yang jelas menambang mata uang kripto butuh software, perangkat komputer yang sangat kuat, listrik yang besar, hingga internet super cepat. Perangkat-perangkat itu tersedia di tambang Bitcoin bernama BitRiver ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Uniknya lagi, BitRiver dijalankan dengan listrik tenaga air lokal yang murah. Dilansir Reuters, Rabu (10/3/2021), BitRiver meraup keuntungan dari melonjaknya harga Bitcoin dan berencana menggandakan kapasitas alat-alatnya.

BitRiver menyimpan peralatan di pusat data 100 megawatt andalannya di kota Bratsk, bersama dengan situs kecil lainnya. Mereka merupakan memfasilitasi penambangan mata uang kripto asing dari Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Jepang yang ingin memanfaatkan energi murah di kawasan itu.

ADVERTISEMENT

Kepala Eksekutif BitRiver Igor Runets mengklaim telah menambang sebanyak 2% dari hasil mining Bitcoin secara global. Angka itu merupakan perkiraan, dia mengaku cukup sulit menyebut angka yang tepat di sektor ini.

Penambangan Bitcoin memang sebagian besar dilakukan di daerah dengan yang lebih sejuk di Islandia, Kanada, China utara, dan Rusia. Di sana biayanya lebih murah untuk meredam panas yang dihasilkan dari perangkat yang digunakan. Mining Bitcoin dilakukan dengan mesin besar di gudang seukuran hanggar pesawat

"Permintaan saat ini dari klien kami melebihi 700 megawatt dan mendekati satu gigawatt. Kami tentunya akan terus membangun pusat pengolahan data. Pada 2021, kami berencana untuk mencapai daya 300 megawatt," kata Runets.

Rusia sendiri sudah memberikan izin mata uang kripto dengan seperangkat landasan hukum. Tetapi tetap melarang Bitcoin bila digunakan sebagai alat pembayaran.

"Legislasi saat ini di Rusia tidak menghalangi kami dengan cara apa pun. Ini memungkinkan kami untuk menampung peralatan komputasi klien asing di wilayah Rusia dengan penyelesaian untuk ini dalam dolar atau rubel," kata Runets.

(hal/ara)

Hide Ads