Gegara Elon Musk, Nilai Bitcoin cs Sempat Menguap Rp 5 Kuadriliun

Gegara Elon Musk, Nilai Bitcoin cs Sempat Menguap Rp 5 Kuadriliun

Danang Sugianto - detikFinance
Kamis, 13 Mei 2021 18:41 WIB
VANCOUVER, BC - OCTOBER 29: Gabriel Scheare uses the worlds first bitcoin ATM on October 29, 2013 at Waves Coffee House in Vancouver, British Columbia. Scheare said he just felt like being part of history. The ATM, named Robocoin, allows users to buy or sell the digital currency known as bitcoins. Once only used for black market sales on the internet, bitcoins are starting to be accepted at a growing number of businesses. (Photo by David Ryder/Getty Images)
Elon Musk CEO Tesla/Foto: Reuters
Jakarta -

Cuitan CEO Tesla Elon Musk menimbulkan badai besar di pasar cryptocurrency. Bayangkan Rp 5,16 kuadriliun nilai kapitalisasi pasar Bitcoin cs sempat menguap dalam waktu kurang dari 3 jam.

Melansir CNBC, Kamis (13/5/2021), Elon Musk mengunggah cuitan tentang Tesla menangguhkan kebijakan pembelian mobil menggunakan Bitcoin. Cuitannya itu diposting pada pukul 05.06 pagi waktu Singapura hari ini.

Menurut data Coinmarketcap pada pukul 6.06 waktu Singapura nilai seluruh pasar cryptocurrency mencapai sekitar US$ 2,43 triliun. Lalu sekitar pukul 8:45 pagi, kapitalisasi pasar turun menjadi sekitar US$ 2,06 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika dihitung maka nilai kapitalisasi pasar seluruh kripto turun US$ 365,85 miliar atau setara Rp 5.158 triliun atau Rp 5,16 kuadriliun.

Meski begitu setelahnya pasar sedikit berbalik arah dan mengurangi kerugian. Pada pukul 9.22 pagi waktu Singapura kapitalisasi pasar seluruh mata uang kripto turun menjadi US$ 165,75 miliar.

ADVERTISEMENT

Pada bulan Februari lalu, Tesla sendiri mengumumkan bahwa perusahaan telah membeli Bitcoin senilai US$ 1,5 miliar. Perusahaan juga berencana untuk menerima pembayaran dalam bentuk cryptocurrency.

Namun hari ini Musk menyatakan tentang masalah lingkungan. Dia mengaku prihatin tentang peningkatan pesat penggunaan bahan bakar fosil untuk penambangan dan transaksi Bitcoin, terutama batu bara, yang memiliki emisi terburuk dari bahan bakar apa pun.

Seperti diketahui Bitcoin sendiri tidak diterbitkan oleh satu entitas seperti bank sentral. Mata uang digital itu dikelola oleh jaringan yang disebut "penambang". Para penambang ini menggunakan komputer yang dibuat khusus yang membutuhkan banyak energi listrik untuk memecahkan teka-teki matematika yang rumit agar transaksi Bitcoin dapat diselesaikan. Konsumsi energi Bitcoin lebih besar daripada beberapa negara tertentu.

Sekitar pukul 9:34 pagi waktu Singapura, Bitcoin turun lebih dari 12%, turun di bawah angka US$ 50.000 untuk pertama kalinya sejak 24 April, menurut data CoinDesk. Terlepas dari kemunduran baru-baru ini, Bitcoin masih naik lebih dari 400% dalam 12 bulan terakhir.

(das/hns)

Hide Ads