Digoyang Elon Musk, Begini Prediksi Nasib Bitcoin cs

Digoyang Elon Musk, Begini Prediksi Nasib Bitcoin cs

Soraya Novika - detikFinance
Selasa, 18 Mei 2021 10:07 WIB
FILE PHOTO: Tesla Chief Executive Office Elon Musk speaks at his companys factory in Fremont, California, U.S., June 22, 2012.   REUTERS/Noah Berger/File Photo
Foto: Reuters
Jakarta -

Baru-baru ini, Elon Musk memberi peringatan terhadap mata uang kripto. Tiba-tiba Musk mencuit tentang betapa besarnya jumlah energi yang dibutuhkan buat menambang Bitcoin setelah Tesla membeli uang kripto senilai US$ 1,5 miliar.

Lalu, Musk mengumumkan bahwa Tesla tidak akan lagi menerima Bitcoin sebagai pembayaran untuk mobilnya karena jejak karbon kripto. Setelah itu, muncul lagi serangkaian tweet yang membingungkan dan agak kontradiktif tentang kepemilikan Bitcoin perusahaannya, membuat gonjang-ganjing dunia kripto.

Namun jangan panik. Bitcoin cs disebut-sebut masih memiliki banyak penggemar. Belakangan beberapa perusahaan terkemuka mulai merangkul Bitcoin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Square (SQ) dan pemilik Venmo PayPal (PYPL) salah satunya, mereka kini tengah berupaya merampingkan pembayaran Bitcoin di jaringan mereka. Perusahaan Big Data Palantir, Visa (V) dan Starbucks (SBUX) juga memuji Bitcoin belakangan ini.

Kepala keuangan Palantir, David Glazer mengatakan perusahaan telah membahas kemungkinan menambahkan Bitcoin ke neraca perusahaannya dan terbuka untuk pembayaran dengan uang kripto.

ADVERTISEMENT

"Kami masih melihat perusahaan lain masuk dan berinvestasi dalam Bitcoin karena mereka melihatnya sebagai penyimpan nilai, emas digital," kata Kepala Pasar di ITI Capital Stephen Kelso, dikutip dari CNN, Selasa (18/5/2021).

Kelso mengatakan Bitcoin masih dipandang oleh investor dan perusahaan sebagai cara untuk melindungi nilai terhadap inflasi.

Sejalan dengan itu, perusahaan perangkat lunak MicroStrategy (MSTR) juga telah membeli lebih banyak lagi uang kripto dalam beberapa hari terakhir. Meski saham MicroStrategy turun 7% pada hari Senin dan telah jatuh hampir 20% dalam seminggu terakhir karena jatuhnya harga Bitcoin.

Akan tetapi, volatilitas Bitcoin yang sangat besar masih menjadi perhatian utama. Mungkin untuk menyimpan sejumlah kecil kripto di neraca perusahaan masih dianggap sebagai alternatif yang lebih seksi dari uang tunai dan obligasi dengan harapan imbal hasil yang lebih baik.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Akan tetapi, dapatkah perusahaan raksasa memperbolehkan transaksi dengan uang kripto? Jawabannya mungkin tidak.

"Agar uang kripto tersebar luas dan tertanam, beberapa stabilitas diperlukan," kata analis tematik di GlobalData, Danyaal Rashid.

"Hal ini tentunya terjadi jika orang berharap untuk melakukan pembayaran dengan kripto. Jika kita mengantisipasi perubahan harga minggu ke minggu hingga 20%, pembayaran menjadi tidak layak," tambah Rashid.

Jadi tidak heran jika CEO Colgate-Palmoliv (CL) Noel Wallace secara tegas berkata tidak, ketika ditanya apakah perusahaannya memiliki rencana untuk menggunakan Bitcoin untuk setiap transaksi bisnis mereka.

Demikian juga, saingan Tesla, Volkswagen (VLKAF) juga tidak bullish pada Bitcoin. Kepala keuangan VW Arno Antlitz mengatakan bahwa perusahaannya saat ini tidak memiliki rencana untuk menggunakan dan berinvestasi pada uang kripto.

Meski begitu, ada minat terhadap kripto di sisi investor. Dan banyak dari itu, baik atau buruk, mungkin karena terpengaruh Elon Musk.

"Ini adalah fenomena aneh ketika komite risiko Anda harus membahas SNL dengan serius. Tapi saya pikir itu membantu membawa lebih banyak investor ke dalam keributan," kata Michael Kamerman, CEO Skilling, sebuah perusahaan pialang ritel yang berfokus pada cryptocurrency.

Kamerman mengatakan dia berpikir bahwa pada akhirnya akan ada guncangan di pasar uang kripto. Jumlah mereka terlalu banyak sekarang.

Sama seperti saham Amazon (AMZN) jatuh ketika gelembung dot.com meledak lebih dari dua puluh tahun yang lalu sebelum akhirnya rebound, hal yang sama dapat terjadi dengan Bitcoin dan kripto terkemuka lainnya.

"Debu harus mengendap, tapi kami sedang mencari sesuatu dengan kripto yang mirip dengan akhir 1990-an dan e-commerce," kata Kamerman.


Hide Ads