Layanan paylater atau beli sekarang bayar nanti kian marak. Banyak perusahaan-perusahaan besar mulai menyediakan layanan tersebut, seperti Square, Afterpay, hingga yang terkenal PayPal.
Bagaimana sih cara kerja layanan paylater sendiri?
Dikutip dari CNN, Selasa (3/8/2021), perusahaan-perusahaan pay later ini bermitra dengan pengecer seperti Target (TGT), H&M, Sephora, Macy's (M), dan ASOS (ASOMY) secara online atau di toko-toko untuk menawarkan opsi kepada pelanggan saat checkout untuk membayar dengan mencicil.
Itu memungkinkan pembeli mengambil tas harga US$ 200, tetapi bisa dibayar dengan harga US$ 50 di awal. Layanan paylater juga umumnya tanpa harus menjalani pemeriksaan kredit. Sisanya uangnya dilunasi dalam potongan selama beberapa bulan mendatang, seringkali tanpa bunga.
Kini banyak perusahaan yang berdiri yang menyediakan layanan paylater . Contohnya, startup yang didirikan oleh salah satu pendiri Twitter, Jack Dorsey, Square yang telah memiliki layanan keuangan bernama Cash App, mengumumkan telah mengakuisisi layanan pay later bernama, Afterpay seharga US$29 miliar.
Selain itu ada, Klarna dari Swedia dengan nilai perusahaan US$ 46 miliar. Affirm, sebuah perusahaan San Francisco yang go public awal tahun ini, sekarang bernilai hampir US$ 15 miliar.
Sedangkan PayPal (PYPL) meluncurkan layanannya sendiri tahun lalu. Perusahaan pun telah mencatat pembayaran dalam layanan paylater sebesar US$ 1,5 miliar pada kuartal terakhir. Kemudian 7 juta pelanggan kini telah melakukan lebih dari 20 juta transaksi.
Consumer Reports memperingatkan bahwa pelanggan harus berhati-hati untuk mengetahui untuk apa mereka mendaftar paylater. Mengingat layanan pay later ini sangat menggoda bagi mereka yang ingin menghindari utang kartu kredit karena tidak adanya bunga.
Tonton juga Video: BNI Modalkan Rp 6 Triliun Buat Traveloka Lebarkan Layanan PayLater
(eds/eds)