Uang kripto biasanya ditandai dengan perubahan harga yang liar dan volatilitas yang ekstrem. Tetapi ada satu uang kripto yang dirancang sebaliknya, yaitu Stablecoin.
Stablecoin dimaksudkan untuk menghadirkan koin yang harganya stabil. Artinya, koin ini memiliki nilai yang sama dari hari Anda membelinya hingga saat Anda membelanjakannya atau memperdagangkannya.
Koin yang satu ini berhasil menjaga stabilitas harganya sebab mengacu pada mata uang seperti dolar AS, atau komoditas seperti emas. Meskipun saat ini banyak stablecoin saat ini dipatok terhadap dolar AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: PWNU Jatim Keluarkan Fatwa Bitcoin cs Haram! |
Karena harganya yang relatif stabil, jadi kebanyakan investor membeli stablecoin bukan untuk mendapatkan keuntungan, melainkan sebagai tempat untuk menyimpan uang dalam infrastruktur kripto dan untuk digunakan saat membeli dan menjual aset lainnya.
"Mereka adalah media pertukaran," kata Stephen McKeon, profesor keuangan di University of Oregon dikutip dari CNN, Kamis (28/10/2021).
Stablecoin pertama kali dibuat pada tahun 2014 untuk membantu memfasilitasi transaksi dalam sistem kripto, karena pada saat itu bank enggan memberikan rekening kepada perusahaan kripto.
Berlanjut ke halaman berikutnya.
Mengingat anonimitas pedagang kripto dan potensi pencucian uang, pendanaan teroris, dan penghindaran pajak, bank tidak tertarik untuk memiliki perusahaan seperti itu di pembukuan mereka.
"Penambang Bitcoin dan pertukaran Bitcoin, setiap orang membutuhkan cara untuk menggunakan dolar AS tanpa harus menggunakan sistem perbankan," kata McKeon.
Sementara aktivitas ilegal lainnya masih menjadi masalah, pasar kripto telah tumbuh terlalu besar untuk diabaikan oleh industri perbankan dan sejumlah pemerintahan.
Oleh karena itu, saat ini banyak raksasa perbankan dan regulator yang sudah mulai terlibat dengan stablecoin. Bahkan sejumlah bank sentral dari beberapa negara sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk menciptakan mata uang digital mereka sendiri.
(ara/ara)