Perkembangan Fintech di Indonesia
Pada tahun 2021 ini, sektor sistem pembayaran fintech berkembang sangat pesat. Orang ternyata cenderung untuk menggunakan uang elektronik dengan kenaikan dalam bertransaksi jauh lebih tinggi sebesar 43% daripada tahun 2020.
"Selain lebih banyak yang menggunakan fintech, tetapi volumenya juga lebih besar. Terus kenapa orang bertransaksi kenapa tidak pakai cash? Karena merchant (warung, toko, penjual jasa dan barang) semua mereka sudah punya QRIS. Ada sekitar 10 juta dan ini target Bank Indonesia sampai akhir tahun ada 12 juta," jelas Marcella.
Dengan semakin banyaknya orang menggunakan QRIS, orang tidak lagi menggunakan uang tunai tapi menggunakan uang elektronik. Kabar baiknya, 85% dari pengguna QRIS merupakan UMKM yang ingin mempermudah konsumer dan meningkatkan jumlah transaksi di UMKM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, dari sektor pendanaan dan pasar modal juga cukup berkembang pesat. Total akun peminjam saja sampai Agustus 2021 ada 9 juta dan memiliki proses pembayaran serta penyaluran pinjaman yang lancar, tanpa ada hambatan karena legal dan tercatat di OJK.
Kemudian di pasar modal, saat ini banyak sekali fintech yang sudah menjadi penyalur reksadana dan saham. "Sekarang banyak orang beli (saham atau reksadana) melalui fintech, tidak lagi orang secara tradisional datang ke bank, semua sudah dalam genggaman," pungkasnya.
(ara/ara)