Wadaw! Pengguna Kredivo Kena Tagihan Transaksi Fiktif Belasan Juta Rupiah

Wadaw! Pengguna Kredivo Kena Tagihan Transaksi Fiktif Belasan Juta Rupiah

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Selasa, 21 Des 2021 10:49 WIB
Kredivo
Foto: dok. Telkom
Jakarta -

Laporan tagihan transaksi fikitif dilaporkan oleh beberapa pengguna layanan pinjaman online Kredivo. Transaksi fiktif terjadi setelah akun beberapa orang ini diretas oleh oknum yang mengakui dirinya berasal dari Kredivo.

Kejadian ini salah satunya dialami pengguna Kredivo bernama Doni. Melansir CNN Indonesia, Selasa (21/12/2021), Doni bercerita awalnya mendapat panggilan Whatsapp dari seseorang yang mengaku berasal dari Kredivo.

Doni menyebut orang tersebut menggunakan nomor bisnis dan menggunakan foto Kredivo untuk meyakinkannya. Tak hanya itu, pelaku juga mengetahui informasi pribadinya seperti nomor induk kependudukan (NIK) dan nama lengkapnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahu semua data pribadinya, Doni pun percaya saja orang tersebut berasal dari Kredivo. Dari situ dia diminta untuk log out akun untuk upgrade akunnya. Doni bahkan diiming-imingi poin lebih.

Sebagai pengemudi ojek online (ojol), dia mengaku juga pernah diminta melakukan hal serupa untuk upgrade akun, maka tanpa pikir panjang Doni pun keluar dari akun Kredivo-nya.

ADVERTISEMENT

Kemudian, Doni diminta untuk mengklik tautan yang dikirimkan oleh pelaku untuk mendapat kode OTP dan masuk seperti biasanya. Namun, ketika masuk kembali, alangkah terkejutnya Doni karena tahu-tahu akun Kredivo-nya memiliki tagihan pinjaman online sampai Rp 11,4 juta.

Doni merinci dia ditagih untuk pembelian 3 handphone yang dibeli dari e-commerce Bukalapak. Doni mengatakan kejadian terjadi pada 24 Oktober 2021 lalu. Dia menyebut pelaku hanya butuh waktu kurang dari 30 menit untuk melancarkan aksinya.

"Ternyata akun saya dicolong mereka, masuk aplikasi, dan lumayan besar juga jumlah tagihan saya Rp11,4 juta. Pembelian di Bukalapak dan saya sudah konfirmasi melalui CS Kredivo," jelas Doni.

Doni pun mendatangi kantor Kredivo di Senayan untuk melaporkan transaksi tersebut. Namun, dia menyebut sesampainya di kantor Kredivo cuma diminta untuk menunggu tanpa kepastian.

Dia menuturkan keluhannya pun hanya bisa disampaikan lewat video call karena masih di era pandemi. Pihak Kredivo malah mengklaim bahwa mereka juga korban dari modus penipuan tersebut.

Tak puas, dia juga mendatangi kantor Bukalapak, tapi tetap saja sama-sama tak mendapat bantuan yang diharapkan. Menurut Doni, pihak Bukalapak meminta pihak Kredivo yang seharusnya menemui mereka karena Doni merupakan korban.

Sudah jatuh tertimpa tangga, Doni mengatakan dirinya kini dibebankan bunga serta biaya denda jatuh tempo transaksi fiktif tersebut senilai Rp900 ribu. Doni pun sudah melapor ke Polres Bekasi, namun hingga kini belum jelas seperti apa penanganan kasusnya.

Korban lain baca di halaman berikutnya -->

Tak cuma Doni, pengguna lainnya bernama Khalid juga mengalami nasib sama. Awalnya Khalid hanya berniat menutup akun Kredivonya yang sudah tersisa tagihan Rp 100 ribu.

Sekitar akhir Oktober lalu ia menelepon CS Kredivo dan dari sana dia mendapat tawaran untuk dibantu via Whatsapp. Khalid mengaku tak curiga karena oknum yang mengirimkannya pesan Whatsapp mengetahui nama lengkap ibunya dan tanggal lahirnya.

Dari sana Khalid diarahkan untuk meng-klik link yang diberikan oknum tersebut. Dari situ, kemungkinan akunnya diretas. Nah setelah masuk kembali ke akun Kredivonya, Khalid malah disambut tagihan dua pembelian CCTV senilai Rp8,6 juta.

"Saya konfirmasi masa tagihan saya Rp 100 ribu jadi Rp 8 juta begini? Mana saya ga pernah download Bukalapak," ujar Khalid.

Ketika memprotes ke pelaku, dia malah diarahkan untuk meminta pengguna Kredivo lainnya untuk bantuan pemulihan akun. Pengguna lain diminta melakukan hal serupa untuk memulihkan akun Khalid. Ujung-ujungnya, akun teman Khalid ikutan diretas.

"Punya temen saya kena juga gara-gara saya, kena Rp11 juta dengan modus sama. Jadi untuk bantu backup supaya pulih lagi katanya harus ada akun Kredivo teman supaya pulih, eh malah kena dua-duanya," terang Khalid.

Penjelasan Kredivo ada di halaman berikutnya

VP Marketing & Communication Kredivo Indina Andamari pun buka suara soal masalah tagihan transaksi fiktif ini. Dia mengakui per 2 Desember 2021 pihaknya telah menerima lima laporan dugaan penyalahgunaan akun yang mengakibatkan adanya transaksi Kredivo di Bukalapak.

Sampai saat ini, Indina mengklaim masih berkoordinasi dengan para pelapor dan pihak kepolisian terkait penyelidikan kasus tersebut.

"Kredivo juga telah membuat laporan kepada Polda Metro Jaya atas dugaan tindakan penipuan yang mengatasnamakan Kredivo tersebut," kata Indina.

Selain itu, dia juga menyebut Kredivo telah melakukan penyelidikan internal terkait kasus tersebut. Dia mengklaim, hasil penyelidikan itu tidak ada kebocoran internal yang terjadi.

"Kredivo sangat berkomitmen untuk menjaga kerahasiaan data pengguna dan menjadikan hal tersebut sebagai prioritas nomor 1 perusahaan. Kredivo selalu berupaya memberikan pelayanan terbaik untuk para pengguna dan akan mendampingi korban untuk bersama-sama menyelesaikan masalah ini," ujar Indina.

Indina menyatakan Kredivo tidak pernah meminta data sensitif seperti PIN, kode OTP, dan jawaban pertanyaan keamanan akun pengguna.

"Segala sesuatu yang berkaitan dengan transaksi atau akun Kredivo selalu dilakukan melalui akun resmi Kredivo atau nomor telepon resmi Kredivo," papar Indina.



Simak Video "Video: Terbongkar Sindikat Love Scam di Bali, Pelaku Pura-pura Jadi Model Cantik"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads