Investasi di industri teknologi finansial (financial technology/fintech) nasional selama 2021 mencapai US$ 904 juta atau setara Rp 12,94 triliun (kurs Rp 14.316). Nilai itu setara 23% dari akumulasi investasi pada industri fintech di Asia Tenggara.
Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) Rudiantara mengatakan industri fintech di Indonesia telah berkembang cukup pesat. Hal itu juga yang membuatnya berhasil menarik minat banyak investor.
"Secara akumulatif jumlah investasi pada industri fintech di Indonesia mencapai US$ 904 juta atau 23% dari total akumulasi investasi pada industri fintech di Asia Tenggara tahun 2021," kata Rudiantara dalam keterangan tertulis, Selasa (29/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Tragis! Pinjol UangTeman PHPin Gaji Pegawai |
Selain menunjukkan signifikansi industri fintech pada dunia investasi, data statistik menunjukkan peran fintech yang semakin signifikan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi bagi Indonesia.
Dia pun berharap, porsi 23% itu bisa terus ditingkatkan mengingat Indonesia merepresentasikan 40% populasi di Asia Tenggara. Peningkatan juga diharapkan berkembang baik dari aspek jumlah perusahaan hingga dampak yang dihasilkan.
Rudiantara menyampaikan ada sejumlah catatan atas perkembangan fintech sepanjang 2021. Catatan itu di antaranya nilai transaksi uang elektronik yang meningkat hampir 60% secara year on year (yoy) menjadi Rp 35 triliun di akhir 2021. Adopsi QRIS juga sudah melampaui target 12 juta merchant sebelum akhir 2021, sebagai upaya bersama mendukung UMKM.
Selain itu, penyaluran pinjaman melalui fintech p2p lending telah merambah lebih dari 13 juta rekening peminjam, senilai Rp 13,6 triliun per Desember 2021. Fintech turut serta mendorong banyak anak muda menjadi investor di pasar modal dan perdagangan aset digital belakangan semakin bergulir.
"Kemudian model bisnis fintech juga berkembang seperti credit scoring, aggregator, financial planner, insurtech, juga securities crowdfunding itu sudah mulai meningkat," kata dia.
(aid/ara)